Tim
medis telah bersiap sambil memegang tandu di belakang wasit yang
memulai pertandingan dengan wajah berkeringat. "Bersiap... Fight!!"
Dan begitulah, pertandingan antara Charanko (Saitama yang menyamar) melawan Bakuzan sang juara dua kali secara resmi dimulai.
"Pertandingan dimulai!!" seru komentator. "Bakuzan bersiap untuk melancarkan serangan!! Berhadapan dengan musuh kuat yang mengerikan, apa yang Charanko rencanakan!?"
Bakuzan memandangi cara berdiri Saitama. "Hm? Pertahanannya benar-benar terbuka..." ucap Bakuzan dalam hati. "Ada apa dengan orang ini? Apa dia tidak punya niat bertarung sama sekali?"
"Jangan bilang kalau... Kau hanya amatir yang tidak punya pengalaman bertarung di atas ring?" Bakuzan berjalan perlahan mendekati Saitama. "Apa kau begitu gugup sampai-sampai tak bisa bergerak? Apa memasang kuda-kuda saja kau tidak bisa?"
"Oh!! Kontestan Bakuzan memperpendek jarak mereka!!"
"Apa pun itu, kenyataan bahwa orang rendah sepertimu berani berdiri di hadapanku... Akan kuanggap itu sebagai penghinaan.."
Bakuzan memandang Saitama dengan tatapan yang mengerikan. Otot-ototnya besar sekali, dan jarak mereka kini kurang dari satu meter.
"Ah... Ini memang kali pertamaku melakukan yang seperti ini," ucap Saitama santai. "jadi izinkan aku merasakan ilmu bela dirimu, pria besar..."
"Kalau begitu... Seperti permintaanmu, akan kuberi serangan berkekuatan penuh!!" ucap Bakuzan. Tatapannya makin mengerikan tapi ia tak terburu-buru menyerang.
"Tapi sebelum itu..." ucap Bakuzan, "Bagaimana kalau aku jelaskan padamu apa yang akan terjadi pada tubuh kurusmu itu?"
"Pertama kakimu," Bakuzan menyentuh pelan kaki kiri Saitama dengan kaki kanannya. "Satu serangan dari tendangan iblis bawahku akan langsung meremukkan tulang-tulangnya, membuat kau tak bisa berdiri lagi."
"Kemudian tanganmu," Bakuzan menyentuh pelan tangan kanan Saitama dengan kaki kirinya. "Tendangan beruang tengahku akan mematahkannya bagai pensil..."
"Lalu organ dalammu," Bakuzan menyentuh perut Saitama dengan kepalan tanga kirinya. "Tinju ashura milikku akan membuat organ-organnya melayang jauh keluar dari tubuh. Dan terakhir yaitu kepalamu. Tengkorakmu akan terbuka oleh sabetan tangan pisau nerakaku. Dan dengan itu, kau akan meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya..."
Bakuzan menyentuh kepala Saitama dengan kanannya, rambut palsu Saitama pun bergeser.
"Hei jangan sentuh kepalaku!!"
Saitama memukul Bakuzan sampai terpental jauh ke luar arena.
Bakuzan terlempar jauh dan menghantam area di luar lapangan. Kepala menancap di tanah. Keheningan terjadi untuk beberapa saat, para penonton terlihat syok.
Akhirnya komentator berseru, "Dia keluar arena!!!"
"Ah..." Saitama memasang wajah kecewa sambil memperbaiki posisi rambut palsunya. "Kali ini juga aku tak bisa membuat pertarungan yang bagus..." ucapnya.
"Pertarungan berakhir!! Dokter!! Cepat bawa tandunya!!"
"Sungguh hasil yang sangat mengejutkan!!" seru komentator. "Kontestan Bakuzan, favorit juara turnamen ini kalah dari Kontestan Charanko!! Siapa orang ini sebenarnya!?"
Kontestan Suiryu yang berdiri di lorong peserta jadi makin tertarik. "Jadi dia mengakhirinya dengan satu pukulan lagi ya? Yosh, aku akan bersiap untuk pertandingan selanjutnya..."
Dari ruang pengawas, orang-orang sana tampak tak percaya.
"Hei hei... Apa Bakuzan benar-benar..."
"Padahal tadi dia bicaranya besar sekali, bilang serahkan saja soal monster-monster itu padanya..."
"Dia kalah dalam pertandingan pertama!? Dan siapa Charanko ini sebenarnya!?"
"Kita tidak memiliki data tentangnya sama sekali..."
Dan begitulah, pertandingan antara Charanko (Saitama yang menyamar) melawan Bakuzan sang juara dua kali secara resmi dimulai.
"Pertandingan dimulai!!" seru komentator. "Bakuzan bersiap untuk melancarkan serangan!! Berhadapan dengan musuh kuat yang mengerikan, apa yang Charanko rencanakan!?"
Bakuzan memandangi cara berdiri Saitama. "Hm? Pertahanannya benar-benar terbuka..." ucap Bakuzan dalam hati. "Ada apa dengan orang ini? Apa dia tidak punya niat bertarung sama sekali?"
"Jangan bilang kalau... Kau hanya amatir yang tidak punya pengalaman bertarung di atas ring?" Bakuzan berjalan perlahan mendekati Saitama. "Apa kau begitu gugup sampai-sampai tak bisa bergerak? Apa memasang kuda-kuda saja kau tidak bisa?"
"Oh!! Kontestan Bakuzan memperpendek jarak mereka!!"
"Apa pun itu, kenyataan bahwa orang rendah sepertimu berani berdiri di hadapanku... Akan kuanggap itu sebagai penghinaan.."
Bakuzan memandang Saitama dengan tatapan yang mengerikan. Otot-ototnya besar sekali, dan jarak mereka kini kurang dari satu meter.
"Ah... Ini memang kali pertamaku melakukan yang seperti ini," ucap Saitama santai. "jadi izinkan aku merasakan ilmu bela dirimu, pria besar..."
"Kalau begitu... Seperti permintaanmu, akan kuberi serangan berkekuatan penuh!!" ucap Bakuzan. Tatapannya makin mengerikan tapi ia tak terburu-buru menyerang.
"Tapi sebelum itu..." ucap Bakuzan, "Bagaimana kalau aku jelaskan padamu apa yang akan terjadi pada tubuh kurusmu itu?"
"Pertama kakimu," Bakuzan menyentuh pelan kaki kiri Saitama dengan kaki kanannya. "Satu serangan dari tendangan iblis bawahku akan langsung meremukkan tulang-tulangnya, membuat kau tak bisa berdiri lagi."
"Kemudian tanganmu," Bakuzan menyentuh pelan tangan kanan Saitama dengan kaki kirinya. "Tendangan beruang tengahku akan mematahkannya bagai pensil..."
"Lalu organ dalammu," Bakuzan menyentuh perut Saitama dengan kepalan tanga kirinya. "Tinju ashura milikku akan membuat organ-organnya melayang jauh keluar dari tubuh. Dan terakhir yaitu kepalamu. Tengkorakmu akan terbuka oleh sabetan tangan pisau nerakaku. Dan dengan itu, kau akan meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya..."
Bakuzan menyentuh kepala Saitama dengan kanannya, rambut palsu Saitama pun bergeser.
"Hei jangan sentuh kepalaku!!"
Saitama memukul Bakuzan sampai terpental jauh ke luar arena.
Bakuzan terlempar jauh dan menghantam area di luar lapangan. Kepala menancap di tanah. Keheningan terjadi untuk beberapa saat, para penonton terlihat syok.
Akhirnya komentator berseru, "Dia keluar arena!!!"
"Ah..." Saitama memasang wajah kecewa sambil memperbaiki posisi rambut palsunya. "Kali ini juga aku tak bisa membuat pertarungan yang bagus..." ucapnya.
"Pertarungan berakhir!! Dokter!! Cepat bawa tandunya!!"
"Sungguh hasil yang sangat mengejutkan!!" seru komentator. "Kontestan Bakuzan, favorit juara turnamen ini kalah dari Kontestan Charanko!! Siapa orang ini sebenarnya!?"
Kontestan Suiryu yang berdiri di lorong peserta jadi makin tertarik. "Jadi dia mengakhirinya dengan satu pukulan lagi ya? Yosh, aku akan bersiap untuk pertandingan selanjutnya..."
Dari ruang pengawas, orang-orang sana tampak tak percaya.
"Hei hei... Apa Bakuzan benar-benar..."
"Padahal tadi dia bicaranya besar sekali, bilang serahkan saja soal monster-monster itu padanya..."
"Dia kalah dalam pertandingan pertama!? Dan siapa Charanko ini sebenarnya!?"
"Kita tidak memiliki data tentangnya sama sekali..."
Di
rumahnya, anak kecil yang waktu itu sempat bertemu Garou sedang
menonton TV. Dan tampaknya semua stasiun TV sibuk membicarakan soal
kemunculan monster.
"Sekarang saatnya kita mendengar komentar mengenai kemunculan monster dari Tuan Nanmoshirane, seorang peneliti monster.."
Nanmoshirane: Tak Tahu Apa-Apa
"Bagaimana pendapatmu mengenai situasi penyerangan monster yang terus menerus ini?"
"Hmm, bisa kukatakan aku terkejut monster-monster ini muncul... Apa lagi munculnya berbarengan!!"
"Ini memang sesuatu yang sangat mengejutkan, menurut anda kenapa ini bisa terjadi?"
"Kenapa ini bisa terjadi? Pertanyaan yang bagus. Pasti ada alasan di balik ini semua.."
"Menurutmu kenapa, Professor?"
"Yah, monster itu mahkluk yang mengerikan!! Berjuanglah, Hero!!"
"Hei, seseorang cepat usir si payah itu!!" seru seorang penonton.
Acara TV diganti oleh breaking new, "Kami punya breaking news untuk kalian semua!! Hero Kelas A Lightning Genji ditemukan tak sadarkan diri akibat luka parah dalam pertarungan!!"
"Bisa dipastikan kalau luka-luka itu asalnya dari pertarungan melawan monster yang terus bermunculan!! Selain dia, Hero Kelas A lainnya yaitu Heavy Kong, yang bertarung di Kota W juga... Ah ada berita lain lagi!!"
"Menurut Asosiasi Hero, Hero Kelas S telah disebar, tapi... Apa!? Kami memiliki berita lain lagi, Hero Kelas S Metal Bat ditemukan tak sadarkan diri dan mengalami luka parah!! Kami akan terus memberi kalian informasi detail secepat mungkin!!"
"Situasi ini benar-benar darurat!! Akankah kita bisa hidup damai lagi!?"
Di kota tempat Monster Kelabang Sepuh mengamuk, Mohican dan Pineapple pingsan. Dua pria berjas muncul dan berusaha untuk membangunkan Mohican, "Hei, bertahanlah..."
"Bangunlah, Mohican!!"
"Uhkk..." akhirnya Mohican terbangun.
"Jangan banyak bergerak dulu, tanganmu patah..."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku diserang monster badak.." jelas Mohican.
"Jadi di sini tak hanya ada serangan monster kelabang ya..."
"Seharusnya di sini ada anak dan ayahnya, apa kalian tahu di mana mereka sekarang?"
Pertemuan khusus untuk membahas hal ini diadakan di markas utama Asosiasi Hero. Tentang penculikan terhadap putra salah satu petinggi asosiasi. nama si ayah Narinki dan putranya Waganma.
"Dia adalah putra dari Eksekutif Asosiasi Hero, Tuan Narinki. Waganma diculik oleh monster." ucap salah satu peserta rapat.
"Bagaimana bisa hal ini terjadi!? Monster-monster sialan itu... Mereka pasti punya tujuan khusus!!"
"Kemunculan monster yang terus menerus dan penculikan putra eksekutif, ini semua pasti ada hubungannya..."
"Tapi informasi yang kita miliki masih sangat minim, tak ada yang mungkin bisa kita lakukan..."
"Uang yang diberikan oleh Tuan Narinki untuk asosiasi ini jumlahnya lebih dari tujuh persen dari total aset kita. Dengan kata lain, penyelamatan putranya harus menjadi prioritas utama!!"
"Kita harus mengumpulkan Hero-Hero terkuat yang kita miliki dan langsung menyelamatkannya!!!" ucap pria tua botak. "Panggil semua Hero Kelas A ke atas yang sudah disebar secepat mungkin!!"
"Tunggu sebentar!! Tindakan itu terlalu terburu-buru, kita tak punya cukup tenaga untuk itu!! Apa kau mau membiarkan monster-monster mengamuk di kota begitu saja!?"
"Jumlah Hero yang kita miliki tidak cukup banyak..."
Di sisi lain, pertarungan Genos melawan Monster Kecoa masih terus berlanjut, dan Genos harus bertarung dengan satu tangan. Tangan kirinya telah putus.
Genos menyerang dengan tangan kanan, namun musuh mampu menahan dan menghindari tembakan laser api yang keluar dari telapak tangannya.
Genos yang satu tangan melawan monster kecoa empat tangan, jelas saja ia kewalahan.
"Sekarang saatnya kita mendengar komentar mengenai kemunculan monster dari Tuan Nanmoshirane, seorang peneliti monster.."
Nanmoshirane: Tak Tahu Apa-Apa
"Bagaimana pendapatmu mengenai situasi penyerangan monster yang terus menerus ini?"
"Hmm, bisa kukatakan aku terkejut monster-monster ini muncul... Apa lagi munculnya berbarengan!!"
"Ini memang sesuatu yang sangat mengejutkan, menurut anda kenapa ini bisa terjadi?"
"Kenapa ini bisa terjadi? Pertanyaan yang bagus. Pasti ada alasan di balik ini semua.."
"Menurutmu kenapa, Professor?"
"Yah, monster itu mahkluk yang mengerikan!! Berjuanglah, Hero!!"
"Hei, seseorang cepat usir si payah itu!!" seru seorang penonton.
Acara TV diganti oleh breaking new, "Kami punya breaking news untuk kalian semua!! Hero Kelas A Lightning Genji ditemukan tak sadarkan diri akibat luka parah dalam pertarungan!!"
"Bisa dipastikan kalau luka-luka itu asalnya dari pertarungan melawan monster yang terus bermunculan!! Selain dia, Hero Kelas A lainnya yaitu Heavy Kong, yang bertarung di Kota W juga... Ah ada berita lain lagi!!"
"Menurut Asosiasi Hero, Hero Kelas S telah disebar, tapi... Apa!? Kami memiliki berita lain lagi, Hero Kelas S Metal Bat ditemukan tak sadarkan diri dan mengalami luka parah!! Kami akan terus memberi kalian informasi detail secepat mungkin!!"
"Situasi ini benar-benar darurat!! Akankah kita bisa hidup damai lagi!?"
Di kota tempat Monster Kelabang Sepuh mengamuk, Mohican dan Pineapple pingsan. Dua pria berjas muncul dan berusaha untuk membangunkan Mohican, "Hei, bertahanlah..."
"Bangunlah, Mohican!!"
"Uhkk..." akhirnya Mohican terbangun.
"Jangan banyak bergerak dulu, tanganmu patah..."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Aku diserang monster badak.." jelas Mohican.
"Jadi di sini tak hanya ada serangan monster kelabang ya..."
"Seharusnya di sini ada anak dan ayahnya, apa kalian tahu di mana mereka sekarang?"
Pertemuan khusus untuk membahas hal ini diadakan di markas utama Asosiasi Hero. Tentang penculikan terhadap putra salah satu petinggi asosiasi. nama si ayah Narinki dan putranya Waganma.
"Dia adalah putra dari Eksekutif Asosiasi Hero, Tuan Narinki. Waganma diculik oleh monster." ucap salah satu peserta rapat.
"Bagaimana bisa hal ini terjadi!? Monster-monster sialan itu... Mereka pasti punya tujuan khusus!!"
"Kemunculan monster yang terus menerus dan penculikan putra eksekutif, ini semua pasti ada hubungannya..."
"Tapi informasi yang kita miliki masih sangat minim, tak ada yang mungkin bisa kita lakukan..."
"Uang yang diberikan oleh Tuan Narinki untuk asosiasi ini jumlahnya lebih dari tujuh persen dari total aset kita. Dengan kata lain, penyelamatan putranya harus menjadi prioritas utama!!"
"Kita harus mengumpulkan Hero-Hero terkuat yang kita miliki dan langsung menyelamatkannya!!!" ucap pria tua botak. "Panggil semua Hero Kelas A ke atas yang sudah disebar secepat mungkin!!"
"Tunggu sebentar!! Tindakan itu terlalu terburu-buru, kita tak punya cukup tenaga untuk itu!! Apa kau mau membiarkan monster-monster mengamuk di kota begitu saja!?"
"Jumlah Hero yang kita miliki tidak cukup banyak..."
Di sisi lain, pertarungan Genos melawan Monster Kecoa masih terus berlanjut, dan Genos harus bertarung dengan satu tangan. Tangan kirinya telah putus.
Genos menyerang dengan tangan kanan, namun musuh mampu menahan dan menghindari tembakan laser api yang keluar dari telapak tangannya.
Genos yang satu tangan melawan monster kecoa empat tangan, jelas saja ia kewalahan.
"Apa cuma segitu saja!?"
Monster kecoa terus menyerang Genos dengan pukulan bertubi-tubi dari keenam tangannya. Dan saat Genos hendak membalas, monster itu melesat dengan sangat cepat.
"Lihat, lihat!! Sekarang aku ada di sini!!" ia berpindah-pindah dengan sangat cepat, dari balik satu gedung ke gedung lainnya. Cepat sekali. Bahkan terlalu cepat untuk mata robot Genos sekali pun.
"Jangan bilang kalau kemampuanmu memang cuma segini!?" monster itu terus mengejek Genos. Ketika Genos mencoba untuk menyerangnya, monster kecoa tak hanya menghindar tapi malah balas memukul dengan tiga tangan kanan sekaligus.
Genos terlempar, "Hei Hei..."
"Sial..." ucap Genos dalam hati. "Aku tak bisa membaca pergerakannya!!"
"Ini bukan cuma soal kecepatan. Entah bagaimana ia selalu bisa mengelak dari sudut pandangku. Kalau memaksa untuk melihatnya, aku malah jadi kehilangan fokus, dan dia juga mampu memanfaatkan titik buta akibat gedung-gedung dengan sangat baik..."
"Meskipun aku menghancurkan selurh area ini, dia tetap akan bisa kabur, dan asap yang tercipta malah akan memberinya kesempatan yang sempurna untuk menyerang balik..."
Akirnya Genos berdiri diam dan berkata, "Aku tak menyangka kalau aku akan menggunakan ini, tapi mau bagaimana lagi, cuma ini satu-satunya jalan..."
"Oh, jadi kau masih menyembunyikan sesuatu ya?"
Si monster kecoa begitu percaya diri dengan kemampuannya. Tak peduli senjata apa pun yang akan dikeluargan Genos, ia tetap pede.
"Tembakan yang bisa menyebar? Pedang super tajam? Atau laser beam dari matamu? Biar kuberitahu kau sesuatu. Bahkan serangan berkecepatan cahaya pun tak akan bisa mengenaiku!! Tubuhku akan bereaksi oleh niat membunuhmu bahkan sebelum kau mengeluarkannya!!"
"Dan tentu saja, kalau kau merasa putus asa dan menyerangku dengan serangan acak asal-asalan, yah, kau sudah salah memilih lawan...!!" monster kecoa merasa kalau ia tak akan kalah.
"Sebenarnya aku tak ingin memasang senjata seperti ini, tapi Dr. Kuseno benar..." ucap Genos. "Seseorang hanya bisa berkembang saat mengakui keunggulan musuh dalam suatu bidang..."
Dalam hati sebenarnya monster kecoa mulai berhati-hati. "Apa senjatanya benar-benar sekuat itu? Atau dia cuma membual?"
Monster kecoa berdiri di atas gedung di kejauhan. "Peluru kendali? Gas beracun? Kau tidak mau menggunakan pestisida, kan?"
Genos diam saja, masih mempersiapkan senjata pamungkasnya. Akhirnya, monster kecoa malah memutuskan untuk pergi saja. "Sudahlah, aku berhenti!!"
Daripada ambil resiko dia memilih untuk kabur saja. "Aku sudah cukup banyak melukaimu, monster-monster yang lain pasti sedang bersenang-senang di kota sebelah!! Selamat tinggal!!"
Tapi ternyata itu cuma tipuan. Monster kecoa tiba-tiba melesat dari belakang Genos yang masih tetap berdiri diam, "Kukatakan sekali lagi, selamat tinggal Cyborg Iblis!!"
Tapi tiba-tiba, tepat sebelum ia bisa menyerang, langkahnya terhenti. "K-Kakiku... Tak bisa bergerak!!" Monster kecoa sadar, kalau ia telah terjebak pada sesuatu yang ada di belakang Genos, "Apa!? Benda apa ini!?"
Saat Genos berdiri, ternyata diam-diam ia mengeluarkan lem berkekuatan super dari sepatunya. "Lem berkekuatan super ekstra, bahkan jika aku diserang oleh ninja berkecepatan tinggi, aku bisa menghabisinya secara instan menggunakan ini..."
Sebenarnya Genos memasang lem itu untuk jaga-jaga kalau harus melawan Sonic lagi di kemudian hari. Sepertinya si monster kecoa adalah lawan yang pas untuk mengetesnya.
"Tapi menggunakan ini berarti aku mengakui kalau kecepatanku kalah dari musuhku," ucap Genos. "kenyataan itu membuatku merasa kesal..."
"K-Kau bilang apa!?"
"Tapi terserahlah," Genos membidik si monster kecoa yang telah terjebak dengan telapak tangan kanannya yang sudah siap untuk menembak. "lenyap..."
BOOOOOOMMM!!! Ledakan kuat langsung membakar habis si kecoa beserta gedung-gedung di belakangnya.
Akan tetapi ketika asap bekas ledakan lenyap, hanya tampak dua kaki si kecoa yang telah terpotong. "Apa dia memotong kakinya sendiri untuk meloloskan diri?"
"Ya sudah, toh dia pasti sudah terluka parah..." ucap Genos dalam hati. "Percuma saja mengejar kecoa yang sudah kabur, sebaiknya aku kembali ke stadion. Aku bisa menyelesaikan tugasku dengan cukup cepat, semoga aku masih sempat menonton pertarungan Sensei..."
Genos hendak kembali, tapi tiba-tiba sesuatu terdeteksi oleh radarnya. "Sesuatu berkecepatan tinggi mendekat!? Jangan-jangan... Kecoa itu lagi!? Tidak, yang ini berbeda...!!"
Monster kecoa terus menyerang Genos dengan pukulan bertubi-tubi dari keenam tangannya. Dan saat Genos hendak membalas, monster itu melesat dengan sangat cepat.
"Lihat, lihat!! Sekarang aku ada di sini!!" ia berpindah-pindah dengan sangat cepat, dari balik satu gedung ke gedung lainnya. Cepat sekali. Bahkan terlalu cepat untuk mata robot Genos sekali pun.
"Jangan bilang kalau kemampuanmu memang cuma segini!?" monster itu terus mengejek Genos. Ketika Genos mencoba untuk menyerangnya, monster kecoa tak hanya menghindar tapi malah balas memukul dengan tiga tangan kanan sekaligus.
Genos terlempar, "Hei Hei..."
"Sial..." ucap Genos dalam hati. "Aku tak bisa membaca pergerakannya!!"
"Ini bukan cuma soal kecepatan. Entah bagaimana ia selalu bisa mengelak dari sudut pandangku. Kalau memaksa untuk melihatnya, aku malah jadi kehilangan fokus, dan dia juga mampu memanfaatkan titik buta akibat gedung-gedung dengan sangat baik..."
"Meskipun aku menghancurkan selurh area ini, dia tetap akan bisa kabur, dan asap yang tercipta malah akan memberinya kesempatan yang sempurna untuk menyerang balik..."
Akirnya Genos berdiri diam dan berkata, "Aku tak menyangka kalau aku akan menggunakan ini, tapi mau bagaimana lagi, cuma ini satu-satunya jalan..."
"Oh, jadi kau masih menyembunyikan sesuatu ya?"
Si monster kecoa begitu percaya diri dengan kemampuannya. Tak peduli senjata apa pun yang akan dikeluargan Genos, ia tetap pede.
"Tembakan yang bisa menyebar? Pedang super tajam? Atau laser beam dari matamu? Biar kuberitahu kau sesuatu. Bahkan serangan berkecepatan cahaya pun tak akan bisa mengenaiku!! Tubuhku akan bereaksi oleh niat membunuhmu bahkan sebelum kau mengeluarkannya!!"
"Dan tentu saja, kalau kau merasa putus asa dan menyerangku dengan serangan acak asal-asalan, yah, kau sudah salah memilih lawan...!!" monster kecoa merasa kalau ia tak akan kalah.
"Sebenarnya aku tak ingin memasang senjata seperti ini, tapi Dr. Kuseno benar..." ucap Genos. "Seseorang hanya bisa berkembang saat mengakui keunggulan musuh dalam suatu bidang..."
Dalam hati sebenarnya monster kecoa mulai berhati-hati. "Apa senjatanya benar-benar sekuat itu? Atau dia cuma membual?"
Monster kecoa berdiri di atas gedung di kejauhan. "Peluru kendali? Gas beracun? Kau tidak mau menggunakan pestisida, kan?"
Genos diam saja, masih mempersiapkan senjata pamungkasnya. Akhirnya, monster kecoa malah memutuskan untuk pergi saja. "Sudahlah, aku berhenti!!"
Daripada ambil resiko dia memilih untuk kabur saja. "Aku sudah cukup banyak melukaimu, monster-monster yang lain pasti sedang bersenang-senang di kota sebelah!! Selamat tinggal!!"
Tapi ternyata itu cuma tipuan. Monster kecoa tiba-tiba melesat dari belakang Genos yang masih tetap berdiri diam, "Kukatakan sekali lagi, selamat tinggal Cyborg Iblis!!"
Tapi tiba-tiba, tepat sebelum ia bisa menyerang, langkahnya terhenti. "K-Kakiku... Tak bisa bergerak!!" Monster kecoa sadar, kalau ia telah terjebak pada sesuatu yang ada di belakang Genos, "Apa!? Benda apa ini!?"
Saat Genos berdiri, ternyata diam-diam ia mengeluarkan lem berkekuatan super dari sepatunya. "Lem berkekuatan super ekstra, bahkan jika aku diserang oleh ninja berkecepatan tinggi, aku bisa menghabisinya secara instan menggunakan ini..."
Sebenarnya Genos memasang lem itu untuk jaga-jaga kalau harus melawan Sonic lagi di kemudian hari. Sepertinya si monster kecoa adalah lawan yang pas untuk mengetesnya.
"Tapi menggunakan ini berarti aku mengakui kalau kecepatanku kalah dari musuhku," ucap Genos. "kenyataan itu membuatku merasa kesal..."
"K-Kau bilang apa!?"
"Tapi terserahlah," Genos membidik si monster kecoa yang telah terjebak dengan telapak tangan kanannya yang sudah siap untuk menembak. "lenyap..."
BOOOOOOMMM!!! Ledakan kuat langsung membakar habis si kecoa beserta gedung-gedung di belakangnya.
Akan tetapi ketika asap bekas ledakan lenyap, hanya tampak dua kaki si kecoa yang telah terpotong. "Apa dia memotong kakinya sendiri untuk meloloskan diri?"
"Ya sudah, toh dia pasti sudah terluka parah..." ucap Genos dalam hati. "Percuma saja mengejar kecoa yang sudah kabur, sebaiknya aku kembali ke stadion. Aku bisa menyelesaikan tugasku dengan cukup cepat, semoga aku masih sempat menonton pertarungan Sensei..."
Genos hendak kembali, tapi tiba-tiba sesuatu terdeteksi oleh radarnya. "Sesuatu berkecepatan tinggi mendekat!? Jangan-jangan... Kecoa itu lagi!? Tidak, yang ini berbeda...!!"
Di
sisi lain, pertarungan antara Slingshot S melawan Fubuki masih terus
berlanjut. Dan saat ini, semua anak buah Fubuki telah berhasil dijadikan
budak oleh Slingshot. Bagai zombie, mereka semua kini malah berbalik
menyerang tuannya sendiri.
"Ayolah, kalian semua!! Kenapa kalian gampang sekali jatuh ke tangan musuh!?"
"Kau manins sekali saat kau marah..." ucap Slingshot S, si monster wanita pengguna cambuk beracun. "Memanggil mereka sudah tak ada gunanya lagi!! Ya ampun, apa kau pikir ikatan antara kalian akan lebih kuat daripada kemampuan cuci otakku?"
"Sayang sekali, pria-pria ini telah menjadi budakku sekarang!! Huhuhu, bagaimana rasanya saat bawahanmu dicuri?"
Orang-orang Fubuki terus menyerang, "Ayolah, kalau kau tak melawan balik, maka kau akan terbunuh!!" tapi Fubuki tak mau menyerang anak buahnya sendiri. "Ada masalah apa? Tak mau melukai rekanmu sendiri??"
"Menyedihkan sekali," ucap Slingshot S, "kalau begitu akan kubuat kau bergabung bersama mereka!! Jadilah budak Nona Slingshot S sampai kau mati!!"
Slingshot S menyerang dengan cambuk pencuci otaknya, untungnya Fubuki masih bisa menahan dengan kekuatannya. "Berat sekali!! Kekuatan cambuknya bukan main!!" Fubuki kewalahan. "Tapi kalau aku terlalu fokus pada cambuknya, aku akan memberi celah pada yang lain untuk menyerangku..."
Fubuki jadi teringat dengan perkataan Saitama. "Kau tak akan bisa bertahan, kalau monster yang lebih kuat darimu muncul... Anak buahmu tak akan banyak membantu..."
"Diam!!" Fubuki membentak dirinya sendiri, lalu dengan kekuatannya ia menahan tubuh seluruh orang yang hendak menyerangnya.
"Benar... Satu-satunya pilihanmu adalah menghentikan mereka tanpa menyakitinya. Kau lumayan juga bisa menghentikan orang sebanyak itu. Akan tetapi dengan fokus menggunakan kekuatanmu untuk menahan mereka, kau akan jadi target yang mudah bagi seranganku yang berikutnya!!!"
Slingshot S menyerang dengan cambuknya. Dan kini tak hanya orang-orang itu, Fubuki juga menggunakan kekuatannya untuk menahan cambuk. Fubuki menahan semuanya, membuat energinya terkuras dengan sangat cepat.
"Hah... Berapa lama lagi kau akan bisa bertahan!?" Slingshot S kembali bersiap untuk menyerang, "Aku tak akan menahan diri!!"
Batsss!!! Kali ini cambuk itu mengenainya, Fubuki tak punya cukup kekuatan untuk menahannya lagi.
"Ayolah, kalian semua!! Kenapa kalian gampang sekali jatuh ke tangan musuh!?"
"Kau manins sekali saat kau marah..." ucap Slingshot S, si monster wanita pengguna cambuk beracun. "Memanggil mereka sudah tak ada gunanya lagi!! Ya ampun, apa kau pikir ikatan antara kalian akan lebih kuat daripada kemampuan cuci otakku?"
"Sayang sekali, pria-pria ini telah menjadi budakku sekarang!! Huhuhu, bagaimana rasanya saat bawahanmu dicuri?"
Orang-orang Fubuki terus menyerang, "Ayolah, kalau kau tak melawan balik, maka kau akan terbunuh!!" tapi Fubuki tak mau menyerang anak buahnya sendiri. "Ada masalah apa? Tak mau melukai rekanmu sendiri??"
"Menyedihkan sekali," ucap Slingshot S, "kalau begitu akan kubuat kau bergabung bersama mereka!! Jadilah budak Nona Slingshot S sampai kau mati!!"
Slingshot S menyerang dengan cambuk pencuci otaknya, untungnya Fubuki masih bisa menahan dengan kekuatannya. "Berat sekali!! Kekuatan cambuknya bukan main!!" Fubuki kewalahan. "Tapi kalau aku terlalu fokus pada cambuknya, aku akan memberi celah pada yang lain untuk menyerangku..."
Fubuki jadi teringat dengan perkataan Saitama. "Kau tak akan bisa bertahan, kalau monster yang lebih kuat darimu muncul... Anak buahmu tak akan banyak membantu..."
"Diam!!" Fubuki membentak dirinya sendiri, lalu dengan kekuatannya ia menahan tubuh seluruh orang yang hendak menyerangnya.
"Benar... Satu-satunya pilihanmu adalah menghentikan mereka tanpa menyakitinya. Kau lumayan juga bisa menghentikan orang sebanyak itu. Akan tetapi dengan fokus menggunakan kekuatanmu untuk menahan mereka, kau akan jadi target yang mudah bagi seranganku yang berikutnya!!!"
Slingshot S menyerang dengan cambuknya. Dan kini tak hanya orang-orang itu, Fubuki juga menggunakan kekuatannya untuk menahan cambuk. Fubuki menahan semuanya, membuat energinya terkuras dengan sangat cepat.
"Hah... Berapa lama lagi kau akan bisa bertahan!?" Slingshot S kembali bersiap untuk menyerang, "Aku tak akan menahan diri!!"
Batsss!!! Kali ini cambuk itu mengenainya, Fubuki tak punya cukup kekuatan untuk menahannya lagi.
Bersambung ke Chapter 65


Posting Komentar