Sasuke seorang berada di hutan. Tiba-tiba, ia merasakan
sesuatu, ada seorang yang mengikutinya. Sasuke bersiaga dengan
sharingan, namun tak ada apa-apa. Sasuke menonaktifkan sharingannya,
lalu menghela nafas. Mungkin cuma perasaannya saja.
Ada sebuah kehadiran asing... Tapi tak ada yang tak bisa dilihat dengan mata orang ini!
Tapi tepat saat itu juga, ada orang muncul dan langsung menyerangnya dengan sabit bertali rantai.
Sasuke
dengan sigap mampu menghindari serangan itu. Lalu ujung senjata lain
dari rantai itu menyerang bagian tubuh Sasuke yang satunya lagi. Sasuke
tak menghindar melainkan menahannya dengan pedang di tangan kanannya.
Sasuke
membuat segel dengan satu tangan, ia mengaliri pedangnya dengan chakra
listrik yang cukup kuat menyetrum musuhnya melalui perantara rantai itu.
Jubah musuh jadi hancur akibat serangan itu.
Alangkah
terkejutnya Sasuke, di balik jubah itu ternyata ada seorang anak
barpakaian uchiha, lengkap dengan dua bola mata Sharingan.
"Kau..." Sasuke terkejut. "Siapa kau?" Tanya Sasuke.
Orang itu langsung membuat segel jutsu dan menghilang dibalik pusaran angin.
Scene berpindah ke tempat Shizune.
Tampak foto Tim Taka yang dipegang oleh Sarada, matanya terfokus pada Sasuke.
Sarada sedang duduk di sofa sambil memegang foto Tim Taka. Tiba-tiba terdengar suara Shizune.
"Aku mengerti... Barang berharga yang kau cari tadi adalah foto ayahmu..."Sarada terkejut, langsung menutupi foto itu.
"Yaitu benda dari jaman dulu sekali...", jawab Sarada.
"Aku bukannya punya pikiran yang aneh, tapi..." gumam Shizune pada Sarada.
Sarada terdiam, lalu kembali bicara. "Aku penasaran...""Seperti apa ayahku sekarang?"
Shizune terdiam, merasa kasihan pada Sarada.
"Kau
belum pernah bertemu ayahmu sekalipun..." ucap Shizune. Kemudian Sarada
berkata, "Um... Aku ingin bertanya sesuatu padamu Shizune-san, tapi
jangan bilang-bilang ibu ya..."
Shizune terkejut. "T-tentu saja tidak kok!"
"Kalau begitu, ceritakan kejadian saat aku lahir!"
"Disana ada siapa? Siapa yang membantu persalinan? Jangan ada yang terlewatkan!"
"Ee..eee..",Shizune kebingungan mau menjawab apa.
Sarada kesal, "Ninja medis..."
"Kalian semua sama saja, termasuk kau Shizune-san!""Aku sudah mencari tahu sendiri, jadi aku tahu!"
"Tidak ada informasi apapun di rumah sakit Konoha tentang kelahiranku!"
Wajah Shizune tampak sedih.
"Tapi bukannya begitu..." ucap Shizune. "Apa yang membuatmu seperti ini?"
Sarada terdiam, kembali melihat foto Tim Taka, matanya tertuju ke Karin. "Orang ini..."
"Dia memakai kacamata yang sama sepertiku..."
Scene berpindah ke sebuah tempat makan. Ada Chouji, Karui, dan Chouchou sedang makan disana.
"Papa! Berhenti makan burger ukuran L di hadapanku!" Ucap Chouchou sangat kesal.
"Menurutku,
pertanyaan yang paling tepat adalah kenapa kita makan makanan seperti
ini sepagi ini?" ucap Karui. "Dan tidak ada yang salah kalau dia makan
apapun yang dia mau. Semua orang juga akan mati kok." Tambahnya
lagi."Tapi aku tak makan itu."
"Kau masih dalam pertumbuhan Chouchou, jadi makan yang banyak ya!" Jawab Chouji.
"Aku
tuh sudah yang terbesar di antara anak-anak lain tahu!" Jawab
Chouchou."Dan tolong jangan bicara seolah kalian semua yang menasihati,
mama..."
Tiba-tiba Sarada menghampiri mereka. "Ah...Halo"
"Sarada?" Ucap Chouchou.
Mereka
kemudian duduk berdua di meja lain."Hey Sarada, aku sedang memikirkan
sesuatu.." ucap Chouchou. "Tapi jangan bocorin, janji?"
"Oke..Apa memangnya?" tanya Sarada.
"Aku...Rasanya mereka bukan orang tua asliku!" Jawab Chouchou.
Sarada memasang ekspresi bingung akan pernyataan Chouchou, "B-benarkah?.."
"Huh,
sedang dramatik semua ya?" Tiba-tiba terdengar suara seorang anak
laki-laki. "Kondisi kebanyakan gadis seusia kalian, mulai bertanya-tanya
mengenai pengakuan harga diri..." tambahnya.
"Huh?" Chouchou tidak mengerti maksud anak ini.
"Tapi lagi-lagi tak terlalu penting kan?" tanya Mitsuki dengan sedikit tersenyum.
"Kau anak dari desa lain ya?" tanya Sarada sambil menoleh ke samping kiri.
"Aku Mitsuki. Kau Uchiha-san kan?", ia balik bertanya.
"Hey,
kau merendahkan sekali!! Seolah-olah kau begitu mengerti kerapuhan hati
seoranggadis! Ya kan Sarada?" tanya Chouchou yang mulai terpancing
emosi.
"Kau dari keluarga Akimichi ya? Kalian tahu, aku tak harus melihat kebanggaan keluargamu, jadi santailah!?" jawab Mitsuki.
Sarada merenung dan menunduk. "Bagaimana denganku... Apa aku benar-benar dari..." pikir Sarada.
Terlihat
lambang Uchiha disana, halaman berikutnya menunjukan bahwa lambang
Uchiha tersbut terdapat pada punggung pakaian anak yang sebelumnya
menyerang Sasuke.
"Bagaimana
dengan Uchiha Sasuke?" tenya pria misterius yang berada di tempat libih
tinggi dari anak Sharingan tadi. Si anak itu nampaknya sedang melapor
padanya.
"Dia... Kuat... Sangat kuat..." Jawab si anak Sharingan.
"...." Pria berjubah dan bertudung itu diam sejenak.
"Tapi dia membunuh Itachi" sahut bocah Sharingan. "Tak bisa dimaafkan... Bunuh saja dia." lanjutnya.
"Betul... Sasuke... Dia adalah aib dari kebanggaan keluarga Uchiha..." jawab pria berjubah,
Mata Sharinggan tomoe 3 si bocah berambut lancip kebelakang itu melebar.
Scene kembali pindah ke Sarada. Ia sedang bersama dengan ChouChou.
"Aku
ingin melakukan perjalanan... Kau tahu, untuk menemukan orang tua
asliku, ikutalah denganku Sarada!" pinta Chouchou kepada Sarada.
"!!" Sarada agak terkejut.
"? Hah Ada apa?" Chouchou jadi sedikit bingung.
"Itu, itu dia!" Sarada menyadari sesuatu,
Wusshhh! Ada seekor elang terbang diatas desa.
Sarada
melihat-lihat lagi foto tim Taka yang ia pegang, lalu bergegas berlari.
"Aku akan mencari ayah dan memintanya untuk menceritakan semuanya
padaku!" pikir Sarada sambil berlari.
"Dan jika
tidak berhasil, aku akan cari dan bertanya dengan gadis berkacamata
itu!" pikir Sarada sambil terus melihat foto Karin. "Aku yakin
Shizune-san dan Nanadaime tau dia dimana..." Lanjut Sarada dalam
pikirannya.
Di lain tempat Naruto dan penasihatnya, Shikamaru sedang berbocara di dalam ruangan Hokage.
"Shikamaru, berapa lagi pesanan ikat kepala untuk kelulusan?" tanya Naruto.
"Aku yang akan melakukannya... Kau..." jawab Shikamaru.
Tok! Tok! Tok! Ada suara ketukan di luar jendela. Itu adalah burung elang yang tadi.
"!" Naruto terkejut dan menoleh. "Ini Elang Sasuke..."
Di kaki kanan elang tersebut terikat gulungan yang nampaknya berisi pesan.
Naruto membuka kertas pesan itu, "Caranya sangat kuno ya..."
"Yeah, hmm, seluruh misinya berada di tempat dimana dia tidak bisa ngecas batre HPnya, jadi maklumilah..." jawab Shikamaru.
"!! Ap-apa?" Naruto terkejut setelah membaca kertas pesan itu.
Sementara disebuah tempat ada Kakashi sendang mengangkat telepon. Nampaknya itu dari Naruto.
"Ada
apa Naruto? Kan sudah kubilang aku sedang beristirahat..." Jawab
Kakashi yang sedang mengenakan baju Kimono berpola Shuriken.
Kakashi yang masih mengenakan masker itu menutup matanya sejenak.
"Jadi
kalau dia punya Sharingan... Artinya mungkin... Mereka adalah keturunan
uchiha... Atau... Dia adalah salah satu percobaan Orochimaru..."
"Iya,
iya, aku akan menyuruh Yamato untuk melihatnya sekarang, aku tahu dia
dimana, yup, kalau begitu tunggu ya" lanjut Kakashi berbicara dalam
telepon.
Tap! Tap! Tap! Sarada sampai di puntu gedung Hokage.
"Baik, kalau begitu ayo kita cari tahu dari Sasuke sendiri." ucap Naruto kepada Shikamaru sambil menutup teleponnya.
"Ayo kita temui Sasuke!" suara keras Naruto itu terdengar oleh Sarada yang sudah berada di depan pintu ruangan itu.
"Lalu
pergi ke tempat Orochimaru. Aku akan meninggalkan Bunshinku disini, aku
akan pergi sendiri kesana!" lanjut Naruto dengan suara keras.
"Tapi ujiaj kelulusannya hampir dimulai..." ucap Shizune yang teryata juga berada disana.
"Percikan
api bisa menimbulkan kobaran api, atau kita akan terlambat. Lebih baik
menghentikannya selagi kita bisa, kita akan berangkat sore nanti." ucap
Shikamaru dengan bijak.
Swuushh! Jubah Hokage Naruto pakai.
"Aku harus mengikuti Nanadaime", pikir Sarada dalam posisi mengintai Naruto dan Shikamaru di hutan. Naruto hendak berangkat.
"Aku serahkan desa dan ujiannya padamu." perintah Naruto kepada Shikamaru.
"Yeah" jawab Shikamaru.
"Aku
tak peduli dengan menjadi Ninja atau kelulusannya... Aku harus mencari
tahu siapa diriki yanf sebenarnya...!!" pikir Sarada menyembunyikan
diri.
"Yoo! Hey, kau malah lebih antusias dariku, Sarada!" Chouchou tiba-tiba datang menghampiri Sarada.
"Ehh! Chouchou!"
"Apa?"
"Tahu
tidak, aku punya firasat kalau papa asliku besar sekali! Mungkin aku
akan mendekati semua yang besar-besar, bisa kan?" ucap Chouchou kepada
Sarada.
Mulai berawan, jauh disana, dan juga apakah kacamatanya!!?
Bersambung ke Chapter 3



Posting Komentar