Setelah menyelamatkan Sarada dan Chochou dari hadangan Shin Uchiha,
Naruto memutuskan untuk mengajak kedua anak itu pergi bersamanya untuk
menemui Sasuke di sebuah tempat yang sudah dijanjikan.
Perjalanan cukup jauh telah mereka bertiga lewati untuk sampai ke lokasi
pertemuan tersebut. Namun ketika sedikit lagi hampir sampai, Chochou
yang kelelahan memutuskan untuk berhenti sejenak, Naruto pun ikut
menemani Chochou. Sementara Sarada yang sudah tak sabar ingin segera
bertemu dengan sosok sang Ayah memutuskan untuk pergi ke menara terlebih
dahulu.
Sharingan 1 tomoe dari anak gadis Uchiha itu bangkit karena perasaan
harunya akan bertemu sang Ayah yang ia nantikan begitu lama. Tapi yang
harus terjadi diluar dugaan Sarada, awal pertemuan itu menjadi mimpi
buruk baginya.
Sasuke menghunuskan katana miliknya kearah Sarada yang ia kira anak
perempuan itu adalah bagian dari musuh yang menyerang dirinya
sebelumnya. Katana itu ia hempaskan tepat di samping wajah Uchiha kecil
itu sampai menancap ke dinding dibelakangnya.
Sasuke melepaskan pegangan katana itu, ia bermaksud menyerang langsung
dengan tangan kanannya. Hal itu sampai membuat Sarada berteriak. "Kya!!!
Papa!!!" yang begitu ketakutan atas apa yang dilakukan orang tuanya
itu.
Mendengar teriakan "Papa" dari orang yang diserangnya. Sasuke tiba-tiba
menghentikan serangan tangan kanannya itu, sesaat ia menyadari "Ini..."
pikirnya memperhatikan seorang anak yang ada dihadapannya itu.
"Kau, Sarada? " ucap Sasuke, ia mengenalinya.
Mereka berdua terdiam, menatap satu sama lain. Sarada menangis
ketakutan, Sasuke seperti tak percaya anaknya ada dihadapannya sekarang.
"Aku tahu." ucap Sasuke begitu mudahnya.
"Sedangkan aku, aku langung tahu kalau kau adalah Papaku." ucap Sarada agak sinis.
Mereka berdua jadi tidak tahu harus berkata apa, Sarada membayangkan
petemuan yang ia impikan, memeluk sang Ayah, namun hal itu tak terjadi.
Tak lama, dua orang yang bersama Sarada sampai ke lokasi pertemuan,
Naruto dan Chochou membuka pintu tempat itu.
"Jadi kau disini?" ucap Naruto melihat Sasuke.
"Maaf Sasuke, aku sedikit terlamabat."
"Naruto! Kau berhutang penjelasan padaku!"
"Mengapa kau datang dengan anak-anak ini?! tanya Sasuke.
"Aku tidak merencanakannya, tapi...."
Sarada langsung menimpali jawaban yang dinginkan Ayahnya. "Aku yang ingin bertemu denganmu, Papa!" ucap Sarada.
Sementara Chochou yang melihat seorang Sasuke dihadapannya mulai
beranggapan aneh lagi. "Aku tahu!!" ucapnya. "Orang ini terlihat tampan
dan memikat, apa mungkin dia adalah Ayahku?!" tambah dipikirannya.
"Aku tahu kalau Hokage akan pergi menemui Papa, jadi aku mengikutinya,
karena aku ingin mengajukan sebuah pertanyaan." ucap Sarada.
"Tentang apa?" tanya Sasuke.
"Um... Ini... adalah tentang... Mama."
"Apakah dia memang benar-benar.... Mama kandungku?"
Sementara itu di desa Konoha, tempat dimana Sakura dirawat dan
beristirahat setelah pingsan, terlihat Sakura sudah sadarkan diri dan
sedang mengobrol tentang Sarada dengan Shizune.
"Dia memiliki foto lama Tim Taka.. aku tahu kalau dia pergi mencari Ayahnya." ucap Shizune.
"Anak itu... tidak mungkin!" respon Sakura, wajahnya masih terlihat seperti kelelahan.
"Jadi dia pergi ke menara di atas tebing itu ya?." tanya Sakura.
"Dari apa yang dikatakan Shikamaru, itu memang benar." jawab Shizune.
Kembali ke tempat pertemuan Naruto dan Sasuke.
"Apa?! Apa yang kau bicarakan?!" Chochou keheranan atas pertanyaan Sarada.
"Apa ada yang terjadi yang aku tidak tahu?" Sasuke merespon pertanyaan
Sarada, ia masih tetap begitu dingin dan tenang meski ini pertemuan
pertama dengan anaknya.
Mendengar jawaban sang Ayah yang seperti itu, Sarada sedikit geram.
"Kau... malah bertanya apa yang terjadi?" wajahnya mulai tampak kesal,
menggigit giginya dengan keras saking geramnya.
"Oh ayolah! Kau bahkan tidak pernah pulang ke rumah!!"
"Mengapa kau meninggalkan Mama?!!"
"Lupa dengan wajah putrimu, itu semua kenapa Papa lakukan?!"
Sarada mulai mengekspresikan perasaannya. Ia lalu mengeluarkan foto yang
ia bawa, foto yang ia temukan tersembunyi dirumahnya, foto sang Ayah
dengan timnya dulu, dimana ada Karin, Suigetsu dan Juugo berdiri di
samping Sasuke.
"Siapa gadis disebelah Papa ini yang memakai kacamata yang sama denganku!? Kau pikir Mama akan menceritakannya padaku?!"
"Mama tidak pernah menjawabnya!! Kau tidak pernah ada, bahkan aku ragu
bisa mempercayai kalian berdua?! Hidupku adalah mimpi buruk!!" ucap
Sarada, ia benar-benar mengungkapkan perasaan yang ia pendam selama ini,
nafasnya sedikit terengah-engah mengatakannya. Tapi ia belum selesai.
"Ditambah... Aku tidak tahu dimana dan apa yang sedang Papa lakukan selama ini!!"
Sasuke yang mendengar rentetan pertanyaan dari Sarada terdiam sejenak. Lalu ia pun menjawab.
"Ini tidak ada hubungannya denganmu..."
Mendengar jawaban sang Ayah lagi-lagi seperti itu. Sarada tampak kecewa.
Ia pergi meninggalkan ruangan pertemuan tersebut. "Sudah cukup!!"
ucapnya begitu kesal, sedih, bercampur disana.
"Hey, Sarada!" ucap Naruto.
"Oh.. jadi itu adalah papanya Sarada." ucap Chochou.
Naruto pun mengikuti Sarada keluar, terlihat Sarada diluar tertunduk
menangis, kesedihan begitu ia rasakan. Melihat itu, Naruto kemudian
mengingat sesuatu, kejadian setelah ia dan Sasuke bertarung bersama
untuk menyegel Kaguya, Naruto Sasuke, dan juga ada Sakura disana
berkumpul dengan para pimpinan desa lain.
"Naruto, dengarkan aku..." ucap Sasuke saat itu.
"Ingat ketika kita menyegel Kaguya bersama, dan pembicaraan tentang
membentuk Pasukan Zetsu Putih untuk berperang, meskipun akhirnya tak
harus sampai sejauh itu untuk mengalahkannya, tapi itu terus mengusik
pikiranku selama ini. Jadi aku memutuskan untuk melakukan penyelidikan
sendiri tentang ini." masih ucap Sasuke di tengah para pemimpin
desa-desa.
"Yang kutemukan adalah, pasukan itu sudah dibentuk, bahkan lebih awal dari yang kita duga."
"Apa maksudmu?" tanya pimpinan desa Kumo, Darui.
"Ini... hanyalah sebuah hipotesis, tapi aku punya bukti yang mengarah
pada hal itu dan itu berarti mungkin saja bahwa sesuatu yang jauh lebih
mengerkan daripada Kaguya sudah muncul di area ini."
"Jadi, masih ada musuh yang serupa dengan Kaguya?" tanya Sakura yang saat itu berdiri disamping Sasuke.
"Paling tidak itu bukan hal yang mustahil."
"Bagaimana cara kita menjelaskan masalah semacam ini kepada orang-orang
yang bahkan belum pulih sepenuhnya dari perang kemarin, dan dengan musuh
sekuat itu pula." ucap pemimpin desa Kiri, Choujuro.
"Tapi ini hanya hipotesis, jadi tidak perlu membuat orang-orang gelisah
karena masalah ini. Untuk sementara kita rahasiakan saja masalah ini
diantara kita berlima." ucap pimpinan desa Iwa, Kurotsuchi.
"Itu ide bagus." tanggap pemimpin terakhir yang ada disana, pemimpin desa Suna, Gaara.
"Sasuke, aku ikut denganmu..." Naruto mencoba menawarkan sesuatu.
"Kau tinggalah dan lindungi desa ini Hokage, lagipula aku yang bisa
menelusuri jejak Kaguya dengan Sharingan-ku. kau urus saja tugasmu dan
kuurus tugasku. Bukankah ini 'kerjasama' yang kau inginkan?"
"Tolong rahasiakan pergerakanku dari semua orang kecuali yang ada di
sini. Jadikan ini sebagai misi sangat rahasia, jika kau ingin masa depan
yang lebih cerah dan selalu lebih bak. Benar kan?"
Itulah pertemuan antara para pemimpin desa dengan Sasuke juga Sakura
yang saat ini Naruto ingat. Ia yang melihat Sarada menangis langsung
menghampirinya, menepuk pundaknya dan duduk disampingnya.
"Sarada... maukah kau mempercayaiku kali ini saja?"
"Ayahmu... tidak diragukan lagi adalah seorang ninja yang hebat."
Sarada mengengok kearah Naruto yang mencoba menenangkan hatinya.
Tangisannya sedikit berhenti, sepertinya kali ini Sarada sudah bisa
lebih tenang.
Di tempat lain, Sakura mulai pergi seorang diri menyusul Sarada.
Sementara di tempat musuh yang menyerang Sasuke dan Naruto sebelumnya.
Disana tampak mini Juubi, Shin Uchiha, dan satu lagi sosok orang
berjubah Akatsuki yang masih misterius identitasnya.
"Kita harus mempersiapkan tujuan kita." ucap orang berjubah Akatsuki
itu, sementara orang yang bernama Shin tunduk padanya di belakangnya.
Orang berjubah Akatsuki itu mulai menampakkan dirinya, pertama lengan
kirinya terlihat dimana disana ada bola mata Sharingan yang sangat mirip
dengan apa yang ada di lengan Danzo dulu.
"Kebangkitan kembali Akatsuki!!" ucapnya, ia membuka jubah yang menutupi
wajah dan kepalanya, kini tampak jelas bagaimana rupa orang misterius
itu, sangat-sangat mengejutkan, di bagian kepala yang tanpa rambut itu
ada juga beberapa bola mata Sharingan yang ditanam.
Selain itu, terdengar ucapan menuruti perintah dari beberapa orang, yang
ternyata mereka semua adalah Shin Uchiha, ternyata tidak hanya satu,
tapi ada satu dua tiga, sampai enam sosok Shin Uchiha disana.
Tak lama, mereka mulai melakukan serangan, mini Juubi dengan kekuatan
berpindah dimensinya mengantarkan mereka semua menuju ke atap tempat
pertemuan Sasuke dan Naruto, kini mereka telah sampai disana dengan
begitu cepat.
Di dalam menara pertemuan, Chochou berbicara pada Sasuke, ia menyarankan
sesuatu. "Ambil ini dan cepat berbaikan dengan Sarada, ini rasa kaldu
lho." ia memberikan cemilannya pada Sasuke, tapi tentu saja Sasuke tak
menggubris hal itu, ia dengan cepat merasakan hawa keberadaan musuh di
luar sana.
Di luar, "Ayo maju Shin!" ucap pria berkepala tanpa rambut dengan
Sharingan yang ditransplantasikan disana turun dari atap mulai
menyerang.
"Baik." balas Shin.
Mata sebelah kanan pemimpin berjubah Akatsuki itu berubah menjadi bentuk
Mangekyou Sharingan, bentuk Mangekyou yang sama dengan yang Shin
tunjukkan sebelumnya. Senjata seperti pisau ia lemparkan kearah Naruto
dan Sarada, tak hanya satu tapi cukup banyak.
Di sisi seberang, Naruto dan Sarada yang masih duduk di luar kini
terancam. Tapi Naruto juga dengan cepat menyadari ada sesuatu dari atas
yang mengancamnya.
Naruto dengan sigap menghalau serangan yang datang ke dirinya dan
Sarada, melihat hal itu pemimpin musuh berjubah Akatsuki tak tinggal
diam, ia mencoba melemparkan sesuatu itu lagi kearah Naruto, tapi Naruto
dengan cepat mengeluarkan chakra Kurama yang melindungi dirinya dan
Sarada.
Sasuke akhirnya keluar dari dalam tempat pertemuan, ia berdiri di depan
Naruto dan Sarada, menghadang musuh yang semakin mendekat. Kini kedua
mata Sharingan milik Sasuke dan pemimpin musuh berjubah Akatsuki itu
saling berbentrokan.
Bersambung ke Chapter 6


Posting Komentar