Versi Teks One Piece Chapter 841 (Menuju East Blue)

"Kemana ya kira-kira orang itu pergi membawa hidangan lezat tiap hari.."
"Entahlah.."
 
Koki-koki di dapur istana Germa bertanya-tanya karena tiap hari seorang penjaga yang mengetahui kebenaran soal Sanji membawa hidangan-hidangan lezat untuk Sanji. Selama 6 bulan hal itu berlangsung, dan hanya sedikit orang yang tahu soal kebenaran dibalik dikurungnya Sanji.

"Belakangan ini kita tidak kedatangan tamu penting, kan?"

"Jangan terlalu memikirkannya, pekerjaan kita cuma memasak, itu saja.." ucap kepala koki.
"Siap, Pak!!"

Namun koki lain masih saja sibuk menggosipkannya.
"Mungkin mereka menyembunyikan semacam kulkas VIP di kastil ini.."
"Aku bertaruh raja punya selingkuhan!!"
"Oh ya!! Aku sempat dengan gosip soal penjaga yang mendengar suara rintihan dari bawah tanah!!"

"Sudah cukup kalian semua!!" bentak kepala koki.


Mereka semua tak tahu kalau Sanji dikurung di lantai bawah. Dan tiap kali makan, topeng besi Sanji akan dibuka. Yah, meski dikurung ayahnya tetap memberinya makanan enak.

Sementara di luar, saudara-saudarinya terus berlatih, menunjukkan kemampuan mereka yang makin hari makin meningkat. Pelatih mereka sampai terkagum-kagum. "Benar-benar luar biasa, dibilang manusia super saja bahkan masih belum cukup..."

"Wahaha!! Kalian membuat Ayah bangga, anak-anakku!!" Judge tertawa puas dengan kemajuan anak-anaknya.

"Ayah!!" keempat anak berbakat super memeluk ayahnya.
"Aku mencintai kalian semua lebih dari apa pun!!!"

Judge memeluk keempat anaknya, benar-benar tampak seperti keluarga bahagia, sementara satu anaknya diasingkan dan makan seorang diri.

Sanji makan sendiri di kurungannya. Sambil makan, ia teringat akan masa lalu. "Owieee!!" Sanji menjerit kesakitan karena jarinya tergores pisau.

"Ya ampun, Tuan Sanji!! Anda tidak seharusnya berada di sini!!" ucap koki.

Tapi Sanji tidak menyerah, dan pada akhirnya ia berhasil menciptakan suatu masakan meski jarinya luka-luka dan hasilnya kacau balau. "Aku berhasil!!"

Dalam kondisi hujan, dengan memakai payung dan jas hujan Sanji membawa makanan itu ke suatu tempat. "Tuan, apa Anda yakin ingin pergi ke sana seorang diri?" tanya salah seorang tentara Germa. "Ruang medis jaraknya cukup jauh.. Apalagi dalam cuaca seperti ini..."

"Aku akan pergi! Jangan ikuti aku!" Sanji terus pergi, menuju ruang medis tempat seseorang dirawat.
  

"Jangan bilang-bilang pada ayahku juga ya!!"

Perjalanan Sanji begitu jauh, melewati jalan panjang, bertemu anjing galak, dan harus berjuang sesusah payah supaya makanannya tidak dimakan. "K-Kau tak boleh mengambil makanan ini!!"

Akhirnya, Sanji pun sampai dalam kondisi lusuh.

"T-Tuan Sanji!?" salah seorang perawat di rumah sakit tempat tujuan Sanji kaget. "Kau datang sendirian ke sini!?"

Sanji masuk, menunjukkan masakan hasil buatannya..
"Oh, baik sekali... Tapi ratu harus pilih-pilih soal makanan, tapi kalau makanannya cukup enak mungkin bisa... Gyaaaahhhh!!!!"

Perawat itu muntah parah saat mencicipi masakan Sanji, saking tidak enaknya.

Tapi pada akhirnya, Sanji tetap membawakannya pada sang ratunya, ibunya, yang terbaring di tempat tidur.

"Oh, datang jauh-jauh ke sini hanya untuk menemuiku, Sanji... Ayahmu pasti akan menceramahimu kalau dia tahu.."

"Umm..."

"Dan apa kau yang membuatkan masakan untukku?"
"I-Iya..." ucap sanji malu-malu.

"Epony!!" ratu memanggil perawat tadi.
"Y-Ya, Nyonya!!"

"Kau tak perlu susah-susah lagi menyiapkan hidangan ini untukku, aku akan memakan masakan apa pun yang dibawa Sanji.." Perawat sudah menyiapkan hidangan yang enak untuk ratu, tapi ratu lebih memilih masakan Sanji.

"A-Ah, Nyonya... Kelihatannya masakan Tuan Sanji jadi rusak setelah melewati perjalanan yang jauh, jadi kami tak punya pilihan lain selain membuangnya..."

Pada akhirnya, ratu memilih masakan yang sudah seperti sampah itu. "Wah wah, telur dadar, ikan, dan pisang, kelihatannya enak..."

Ibu Sanji tetap tersenyum meski jelas sekali makanannya kacau.

"M-Mafkan aku, Ibu!! Aku mengacaukannya. Dan saat ke sini sempat ada kecelakaan kecil dan aku menjatuhkanya dan kehujanan dan..."

"Hmm..." ibu Sanji mencobanya dan, "Mmmm!! Rasaya enak sekali!!" ibu Sanji tersenyum. Pelayan syok. Sanji terlihat bahagia.

"Benarkah!?"

"Maukah kau memasakan makanan untuk Ibu lagi?"

Dan begitulah, namun pada akhirnya ibunya meninggal. Sejak saat itu, Sanji terus berlatih memasak. Saat ia dikurung pun, ia meminta buku masakan dan peralatan masak pada penjaga.

"Buku memasak dan peralatan masak?"
 
Dan permintaan Sanji dituruti. Dari buku-buku itu juga, Sanji mempelajari tentang All Blue. "All Blue!?" Sanji terlihat begitu antusias.

Suatu hari, saat ia dikurung, keempat saudaranya datang mengunjungi.
"Oh! Lihat!! Benar-benar dia!!"
"Ternyata kau benar!!"

Ketiga saudara lelakinya masuk dan menghajar Sanji habis-habisan, sementara Reiju diam di luar dengan wajah kesal.

Setelah mereka bertiga pergi, Reiju merawat luka-luka Sanji. "Tapi harus kau ketahui, aku tidak berada di pihak siapapun, mengerti? Aku hanya tak mau menjadi target mereka selanjutnya.."

"Mereka bertiga mungkin akan jadi senjata terkuat seperti yang ayah impikan, tapi mereka tak mampu merasakan emosi seperti empati atau simpati.." ucap Reiju. "Modifikasinya juga sukses pada diriku, tapi aku tidak seperti mereka.."

Setelahnya Reiju pergi, tapi sebelum itu ia memberitahu, "Oh iya, kita akan menaiki Red Line, sepertinya kita akan pergi ke suatu peperangan di East Blue.."

Dan begitulah, kapal-kapal keong Germa ternyata mampu merayap di tebing Red Line, selayaknya bekicot. "Kita akan memulai perjalanan menuju East Blue!! Diperkirakan waktu sampainya sekitar tiga minggu dari sekarang!!" ucap Germa.

Dan seperti itulah hari-hari Sanji berlalu setelahnya. Ia dibully tiga saudaranya, lalu Reiju merawatnya. Suatu hari saat Reiju memerban tangan Sanji dari luar kurungan, Sanji berkata, "Reiju... Aku mau menjadi seorang koki!!"

"Kau... Berhenti mengatakan hal-hal seperti itu!!" bentak Sanji.

Kemudian di East Blue, perang telah dimulai, tentara Germa menjadi pasukan bantuan pihak yang menyewa mereka...

"Itu Germa 66!! Ternyata mereka benar-benar ada!!" jerit musuh.
 
Salah seorang prajurit Germa melapor pada tuannya, "Tuan Judge!! Kotzian telah menyadari keberadaan kita!!"

"Jangan berhenti!! Terus lanjutkan serangan!!" perintah Judge.

Di penjaranya, Sanji masih bicara dengan Reiju. Sanji berbicara sambil menangis. Air mata mengalir dari sela-sela topeng besinya. "Klau aku kabur di sini sekarang... East Blue... Aku tak akan pernah melihat wajah ayah lagi... Iya, kan!?"

Mendengar perkataan Sanji, Reiju ikut tersentuh lalu, "Mundurlah..."

Reiju membuka jeruji kurungan itu supaya Sanji bisa keluar.
"Kau tak akan punya kesempatan kedua, jadi sebaiknya jangan mengacaukannya!!" ucap Reiju.

Sementara di luar peperangan berlangsung, Sanji mencoba untuk kabur. Tentara Germa terus berperang melawan pasukan Kotzia.

Saat Sanji hendak mengambil salah satu kunci gerbang untuk keluar, Judge memergokinya. "Ah, aku kira apa, ternyata kau, Sanji... Kapan aku memberimu izin untuk keluar dari kurunganmu?"

"Aku akan pergi dari tempat ini!! Tak ada seorangpun yang akan menghentikanku!! Termasuk kau!!" Sanji membentak ayahnya sambil mengacungkan pisau.

"Tinggal di lantai bawah seperti sedikit mengubah sifatmu. Saat ini kau cuma orang biasa. Tak mungkin orang sepertimu bisa bertahan di dunia yang kejam ini. Kau pasti mati.."

"Aku tak peduli!! Coba saja hentikan aku!!"
 
"Aku justru malah senang.." ucap judge.
Sanji menangis.

"Tak peduli seberapa inginnya aku, sifat manusiaku tetap tak mengizinkanku, setidak berguna apa pun kau, aku tak bisa menghabisimu dengan tanganku sendiri. Tapi sekarang ini kesempatan karena kau sendiri yang mau pergi dari sini.."
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

"Kenapa aku harus menghentikanmu? Sana ambil saja kunci untuk melepas topeng besi itu. Tapi sebagai ayah, ada satu permintaan terakhirku padamu, Sanji. Ini soal hubungan keluarga kita. Tak peduli apa pun yang terjadi, jangan pernah menganggap dirimu sebagai anakku. Kau hanyalah aib dalam hidupku.. Jelas?"

Sanji menangis tersedu-sedu, begitu juga Reiju yang diam-diam menguping dari balik dinding.

Di luar, perang masih berlanjut...

Prajurit Germa melihat suatu kapal layar, "Apa yang harus kita lakukan pada kapal ini!?"
"Mereka tak ada hubungannya dengan misi kita, jadi biarkan saja!!"

Reiju pun meminta Sanji untuk pergi ke sana. "Sanji, pergilah ke kapal itu!! Sudah cukup menangisnya, lakukan sekarang juga!! Pergi!! Dan jangan kembali pada kami lagi, paham!?"

"I-Iya...!!"

"Dunia begitu luas!! Suatu hari nanti, kau pasti akan bertemu orang-orang yang akan memperlakukanmu dengan baik!!"

"Pergilah!! Jangan melihat ke belakang!!"

Sanji pun berlari ke kapal layar itu sambil menangis, "Huaaaaaaa!!!!!!"

Flashback itu berakhir, dan saat ini semua itu seolah terulang kembali. Sanji dewasa terbaring dalam kondisi babak belur, setelah dihajar oleh ketiga saudaranya.

Saat beberapa tim medis menghampirinya, Reiju datang dan mengusir mereka.
"Pergi sana kalian semua!!"

"N-Nona Reiju... Kami harus merawat luka Tuan..."

"Kalian tak paham!? Kubilang pergi kalian semua!!!!"
Tim medis pun berlari secepat mungkin.

Reiju berjalan menghampiri Sanji yang babak belur. "Uuh... Apa begini penampilan orang yang akan menemui tunangannya? Dia cuma pemilik restoran tempatmu dulu bekerja, kenapa begitu mempedulikannya? Kau tahu kan apa yang akan terjadi kalau kembali ke sini. Aku tahu kenangan burukmu di sini, Sanji..."

Seducing Forest, 11 jam semenjak pertarungan antara Luffy melawan Cracker dimulai...

"Haah... Haaah..." Luffy telah kembali ke mode biasa, dan ia tampak begitu gemuk, gemuk super gemuk setelah memakan biskuit-biskuit Cracker. Luffy memakan prajurit biskuit Cracker.

"Kenyaang sekali!! Sialll!!"

"Siapa suruh memakannya!!!" jerit Cracker.

"Berani-beraninya kau memakan tentara biskuitku!! Bertarung, lari, makan, lalu begitu lagi, aku jadi muak dengan strategimu itu!!"

"Master Cracker..."

Nami berada di atas monster pohon, "Kupikir dia mengada-ngada saat bilang kalau biskuitnya tak terbatas, tapi..."

"Tak peduli, staminanya pasti terbatas.." ucap luffy.
"Hah!! Coba lihat dirimu sendiri!! Aku jadi tak sabar melihat tubuhmu meledak dan mati!! Mungkin nanti teman kecilmu akan sadar kalau ini tak berguna!!"
 
 "Yasudah coba saja!! Aku bisa memakan apa pun yang kau keluarkan!! Butuh lebih banyak dari ini untuk menghentikanku bertemu dengan Sanji!!!"       

Bersambung ke Chapter 842

Versi Teks One Piece Chapter 840 (Topeng Besi)

Sanji terpaku kaget saat melihat apa yang ada di dalam ruangan itu. Tabung-tabung penuh prajurit Germa di dalamnya.

"Kau mau tahu ini apa? Yah, ini adalah Tentara Germa 66!!" ucap Yonji.
 
"Kenapa mereka semua... Ditaruh di dalam air!?" Sanji bertanya-tanya.
"Yah, itu cuma cairan pemeliharaan..." jelas Yonji.

"Mereka semua memiliki wajah yang sama!! Apa mereka semua hidup!?"

"Dengar baik-baik, Sanji, manusia itu bisa diproduksi masal.." ucap Yonji, yang tentu saja membuat Sanji kaget.

"Selama bertahun-tahun, Germa dikenal sebagai Kerajaan Sains. Meski saat ini hal itu kedengarannya dibuat-buat. Ayah kita bahkan merupakan ilmuan yang sangat terkenal di masanya, sebelum kita lahir. Ia adalah bagian dari peneliti asing yang tak mengenal hukum, dan pernah bekerja sama dengan Vegapunk untuk mengembangkan senjata berteknologi tinggi..."
 
"Dia.. Dan Vegapunk... Bekerja sama!?" Sanji benar-benar kaget saat mendengar kenyataan tersebut.

"Iya, dulu sekali saat kita masih belum lahir. Dan kerja sama mereka berdua berhasil menghasilkan penemuan sumber kehidupan, dan dengan sedikit mutasi mereka bisa memperoleh kemampuan yang sebelumnya hanya dimiliki oleh dewa. Mereka berhasil menemukan blueprint dari kehidupan itu sendiri!!"
 
 "Saat Pemerintah Dunia mengetahui hal itu," jelas Yonji lagi, "Mereka memutuskan bahwa kemampuan tersebut terlalu besar untuk seseorang dan kemudian menangkap Vegapunk, dan anggota timnya dipaksa untuk membubarkan diri mengambil jalan mereka masing-masing. Untungnya, ayah kita berhasil lolos dan melanjutkan penelitiannya terhadap Germa. Seorang diri, ia mulai bereksperimen melakukan kloning... Dengan gen dan mutasi, menggunakan sumber asli kehidupan itu sendiri.."

"Apa yang kau lihat saat ini adalah buah dari kerja kerasnya itu.." ucap Yonji. "Semua laki-laki ini lahir tepat di ruang bawah tanah ini!! Mereka adalah klon dari orang-orang terpilih!! Tentara-tentara yang khusus dipilih untuk proyek ini!! Tapi tentu saja, para tentara itu tak tahu sama sekali soal kenyataan ini..."

Yonji terus menceritakan semuanya pada Sanji.

"Tak terhitung jumlah negara yang gemetar saat memikirkan kekuatan militer kita, tapi sebesar apapun ketakutan itu, rasa iri mereka lebih besar lagi!! Mau bagaimana lagi, kita memiliki tentara yang kuat, tanpa rasa takut, dan setia... Semua diprogram untuk siap mati tanpa bertanya apapun!! Kalau mereka mati, maka sudah ada yang lain yang siap untuk menggantikannya. Kau bahkan bisa menyebut tempat ini sebagai gudang tentara!!"
 
 "Lima tahun!!" ucap Yonji. "Cuma butuh lima tahun untuk menjadikan mereka dewasa, yang seharusnya butuh sampai dua puluh tahun lamanya..."

"Cukup!!" tiba-tiba Sanji memotong penjelasan Yonji. "Aku tak mau mendengarnya lagi!!" teriaknya. Sanji lalu duduk dan berpikir sejenak sambil menyalakan rokok. "Hah, kata-katamu membuatku pusing saja.." ucapnya.

Setelahnya, dua orang muncul..
"Ichiji... Niji!"
 
"Saat kami mendengar berita kalau kau menjadi bajak laut, kami semua berpikir kalau itu mungkin akan jadi hal yang baik. Itu akan membantu bocah kecil tak berguna yang dulu untuk menjadi lebih kuat..."

"Tapi ternyata kau tetap saja payah.." ucap Ichiji.

"Niji!! Kau...!!!" Sanji masih marah pada kakaknya itu.
"Apa yang sudah kau lakukan pada Cosette!?"

Sanji mendadak melesat dan menendang tepat wajah Niji. BAMM!!!! Niji terlempar sampai menghancurkan tembok.
 
"Dosamu tak bisa diampuni!! Dan akan kuberi kau pelajaran untuk hal itu!!"

Niji terlempar, seorang diri ia membenarkan kembali kepalanya yang bengkok.

"Kalau aku jadi kau, aku tak akan berbuat macam-macam.." ucap Ichiji, "Jangan lupa kalau kami bisa berbuat apa saja pada kenalanmu yang ada di East Blue..."

"!!" Sanji langsung diam saat mendengar ancaman itu.

"Stealth!!" Niji menghilang dan mendadak telah berada di belakang Sanji, mencengkram tubuhnya dari belakang.
 
"Kau dan si payah yang mengaku sebagai koki itu sepertinya akan jadi pasangan yang cocok... Coba saja kalau berani melawan balik, kupastikan darah orang East Blue itu tercecer di tanganku..."

"!!!"

"Henry Needle!!!!!" Niji menghantam punggung Sanji dengan tinju kakinya, serangan yang menyambar bagai listrik.

"Gaaaaahhh!!!!"
 
"Aww, Sanji... Kalau saja aku tahu dia begitu berarti bagimu, pasti akan kuhajar habis semua bagian tubuh selain wajahnya..."
"Kalau kau tak keberatan ditemani orang rendahan, kurasa aku bisa menjadikannya sebagai staff pribadimu..."
"Hahaha!!"

Tiga saudara Sanji berdiri mengejeknya sementara Sanji rebah setelah terkena serangan. Dan ancaman mereka soal Zeff membuat Sanji tak bisa melawan.
 
"Aku mewakili kami semua mengucapkan selamat datang kembali di Keluarga Vinsmoke, Sanji.." ucap Ichiji. "Aku dengan senang hati akan mengingatkan posisimu di keluarga ini... Kau, si lemah dan si gagal, Sanji..."

"!!"

Perkataan Ichiji mengingatkan kembali Sanji pada kenangan buruk di masa lalunya.

Flahback dimulai. Lima anak dari keluarga Vinsmoke berbaris berjejer di hadapan Judge dengan Ichiji berada di tengah-tengah. Semuanya berdiri fokus mendengar perkataan ayahnya...
 
"Dengar baik-baik, kalian adalah hasil karya terbaikku.." ucap Vinsmoke Judge, ayah mereka. "Kalian adalah hasil dari ilmu pengetahuan paling mutakhir yang pernah diketahui dunia. Kemampuan dan kekuatan kalian tak terbatas oleh batasan yang dimiliki manusia biasa. Suatu hari nanti, tak akan ada seorang pun yang bisa menghalangi kalian berlima untuk mewujudkan tujuan utama kita. Masing-masing dari kalian akan memimpin pasukan yang hanya terdiri dari Germa 66, yang akan terus berevolusi oleh kekuatan sains!!"

"Darah yang mengalir dalam diri kalian sudah penuh dengan bakat, dengan potensi yang tak terbatas!!" ucap Judge lagi, "Kalian hanya perlu berlatih!!"

Kelima anak itu pun berteriak menyanggupinya, "Baik!! Ayah!!"
 
Akan tetapi, kenyataannya tidak semudah itu. Latihan-latihan yang diberikan untuk mereka begitu keras, bahkan untuk ukuran orang dewasa sekalipun. Misalnya, mereka diminta untuk terjun dan mendarat dari tempat yang sangat tinggi.

Ichiji, Niji, dan Yonji bisa melakukannya dengan sangat baik. Akan tetapi, Sanji kecil malah ketakutan. Tubuhnya tak sekuat saudara-saudaranya. Ia lemah.
 
 
Dalam latihan lari, Sanji selalu menjadi yang paling belakang. Jauh di belakang Reiju, Ichiji, Niji, dan Yonji. Saat latihan melompati tiang api, Sanji malah mengacaukannya. Saat latihan renang di laut, Sanji tenggelam.

Sanji benar-benar berbeda dari saudaranya yang lain. Yang lebih kelihatan lagi, Sanji kecil mencintai binatang. Waktu itu ia sempat merawat seekor kura-kura, tapi Yonji malah menendang kura-kura itu tanpa ampun.

Sanji kecil marah dan mencengkram leher baju adiknya, tapi pada akhirnya ia yang lemah malah dihajar habis-habisan sampai babak belur.
 
 
Dalam latihan menggunakan pedang kayu, pedang yang ia gunakan untuk menebas Niji malah hancur. Sebaliknya, Niji berhasil menghajar Sanji habis-habisan dengan pedangnya. Sampai ada prajurit Germa yang menghentikan Niji dari aksinya memukuli adiknya sendiri.

"Sanji jelas-jelas di bawah saudaranya yang lain. Nilainya makin lama makin jauh tertinggal..."

Tak lama kemudian, hasil pelatihan keluar.

"Hasil latihan dari Ichiji, Niji, dan Yonji sangat mengesankan. Tulang luar mereka telah berkembang secara luar biasa. Kemampuan dan kekuatan fisik mereka setara dengan orang dewasa. Tapi Sanji-sama gagal. Secara teori, keempat gen itu sukses dimodifikasi, tapi entah kenapa dari lahir sampai saat ini atribut dalam gen Sanji tetap..."

"Apa yang kau maksudkan?"

"Sanji-sama hanya manusia biasa..."
 
Sanji lemah dan baik. Di kamarnya, ia sering membaca buku dan memberi makan tikus. "Makan saja, aku sengaja membuatkannya untukmu!! Rasanya enak kan?"

Ayahnya kemudian masuk dan langsung membentak, "Tak usah memberi makan tikus-tikus sialan itu lagi!! Sanji!! Bangsawan tak sepatutnya bersikap seperti itu!! Berapa kali aku harus menjelaskannya!?"

"Tapi... Aku..."
 
"Ibumu telah lama meninggal!! Kau tak akan memperoleh apa-apa dengan mengikuti peninggalan orang yang sudah mati!! Untuk alasan tertentu, kau tak memiliki bakat dan talenta seperti saudaramu yang lain... Untuk itu, kau harus berlatih seratis kali... Tidak, seribu kali lebih keras dari yang lain!! Kau akan menjadi bagian dan ikut berkontribusi dalam rencana yang sudah kubuat untuk masa depan Germa!! Menjadi kegagalan bukan pilihan!!"

Prankkk!!! Judge melempar hancur piring yang berisi makanan tikus.
"Awas kau berani menyajikan makanan lagi!!"
  
Dan terus seperti itu, Sanji terus dihajar habis saudaranya. Ichiji, Niji, Yonji, bahkan Reiju semuanya menertawakannya. Tapi diam-diam, Reiju sering merawat luka-luka Sanji..

"Kau mengerti kan, aku tak punya pilihan lain selain ikut tertawa bersama mereka.." ucap Reiju. "Kalau aku tak melakukannya, nanti aku dibully juga. Aku tak mau itu terjadi.."

"Hiks.." Sanji menangis.
 
 
Latihan terus berlanjut, dan Sanji tidak berkembang sama sekali.
"Tak ada perkembangan, potensi yang dimilikinya nol..."

"Keberadaannya benar-benar cuma buang-buang waktu.." ucap Judge. Akhirnya, Judge memutuskan satu hal yang sangat keji untuk seorang ayah. Ia mengumumkan pada prajuritnya kalau Sanji telah tewas dalam kecelakaan kapal.

"Sungguh tragedi, kita kehilangan salah satu dari lima anak yang akan menjadi pilar masa depan Germa..."

Prajurit Germa menangis terharu.
 
 
Padahal aslinya, Sanji dikurung dan kepalanya dipasangi topeng besi. "K-Kenapa tak bisa lepas!? Hei!!"

Tiga prajurit Germa ditunjuk untuk mengurung Sanji dalam penjara.

"T-Tunggu!! Jangan tinggalkan aku di sini!! Keluarkan aku!!" teriak Sanji, dengan wajah yang dikunci topeng besi. "Tempat ini menakutkan!! Aku bisa-bisa mati di sini!! Tolong panggil ayahku!! Aku mau dibunuh!!"
 
"Kami justru menerima perintah ini langsung dari Raja, dia berharap bisa memberiskan dunia tempat kau tak seharusnya dilahirkan..."

"!!!" Sanji tercengang. "Kenapa!?

"Keluarkan aku!!!" teriaknya lagi sambil menangis. "Tolong, ayah!! Maafkan aku!! Maaf karena aku sudah lahir sebagai orang lemah!! Tolong!! Ayah!! Tolong aku!!!"

Dan tak ada jawaban sama sekali.
 
Bersambung ke Chapter 841...   

Versi Teks One Piece Chapter 839 (Tak Akan Pernah Kulupakan Hutangku Padamu)

Istana Germa, keluarga Vinsmoke tampak sedang berkumpul.
"Selamat datang kembali, Ichiji dan Niji..."

Vinsmoke Judge, Ayah sekaligus si pemimpin beriri di singgasana paling tinggi, sementara kelima anaknya duduk beberapa meter darinya, mengitari meja untuk sarapan.
 
"Bisa dibilang Broccoli adalah salah satu wilayah yang sangat menderita pasca jatuhnya Doflamingo.." ucap Judge. "Mereka kehilangan pemasok utama senjata mereka dalam peperangan tak akhirnya memohon bantuan pada kita. Mereka begitu putus asa sampai-sampai memilih untuk mengakhirinya daripada membiarkan perang terus berkelanjutan..."

"Kurasa ini contoh yang bagus di mana membiarkan semuanya tetap hidup justru malah akan menciptakan masalah yang berkepanjangan.." ucap Reiju.

"Aku tidak peduli..." ucap Ichiji.
"Kita turun tangan untuk sisi yang memberi kita uang lebih banyak, itu saja.." ucap Ichiji.

"Hei, kita bisa saja untung lebih banyak kalau melakukan aksi ganda dan memilih kedua belah pihak..." ucap Yonji.
 
"Kalau begitu kita tak akan ada bedanya dengan bajak laut.." ucap Judge. "Sampai detik ini, kita masih secara resmi terdaftar sebagai aliansi Pemerintah Dunia.."

"Ah, ngomong-ngomong soal itu, Ayah," ucap Ichiji, "Reverie berikutnya sebentar lagi kan.."

"Tak lama lagi hak kita untuk mengikuti Reverie sepertinya akan dicabut.." ucap Judge, "Kuharap kalian semua sudah siap untuk saat itu. Kita, germa akan satu langkah lebih dekat dengan tujuan utama kita!!"

"Jarang-jarang aku melihat Ayah sebersemangat ini. Dan aku sangat tidak menyangka, kau akhirnya bisa berguna juga..." Niji melirik Sanji, "Berbanggalah, Sanji..."
 
"Ya ampun, kita semua lumayan kaget saat kau tiba-tiba menghilang hari itu.." ucap Niji lagi, "Tentu saja, kita sebagai saudara terus mengenangmu, bertanya-tanya apakah kau sudah mati atau semacamnya..." Niji lalu tertawa.

Sanji tak terlalu peduli dengan ejekan kakaknya, ia lebih peduli soal makanan sisa di piring kakaknya itu. "Yo, Niji, habiskan makanan di piringmu..."

"Apa? Ini?" Niji melirik ke piringnya, "Aku tidak mau, aku sengaja menyisakannya..."
 
"Aku baru saja memakan coklat sebelum menyantap hidangan ini, dan lagi saus kentang ini benar-benar merusak nafsu makanku.." ucap Niji. "Aku malah jadi mau muntah, jadi cocoknya ini dimasukkan ke tong sampah.."

"Pokoknya... Makan..." ucap Sanji dengan tatapan serius. "Dasar pangeran sialan yang tak tahu betapa berharganya makanan.."
 
"B-Bilang apa kau barusan!?" Niji langsung berdiri dan menggeprak meja. "Kau pikir kau bisa seenaknya bicara begitu padaku!? Panggil Kepala Chef!! Di mana si Cosette itu!? Benda menjijikkan yang dia sajikan ini membuat saudaraku merusak moodku!!"

Akhirnya kepala chef datang, seorang perempuan bernama Casotte. Datang-datang ia langsung menunduk minta ampun, "Mohon maaf yang sebesar-besarnya!!"
 
"Aku akan bertanggung jawab karena sudah menyajikan makanan yan tidak disukai Tuan Niji dan..."

"Kalau begitu awas kau berani menghindar, Cosette!!" Niji langsung melempar piring berisi sisa makanan itu ke arah muka Cosette. Namun Sanji langsung menahan piring itu dengan tangannya.

"Kau...!!" Niji jadi makin kesal. "Kau benar-benar sudah gila!!"
 
"Apa kau benar-benar ingin melukai wajah nona cantik ini!?" Sanji terlihat marah.

"Apanya? Yang kau sebut sebagai nona itu cuma pelayan rendahan yang menyajikan makanan untuk kita!!" bentak Niji, sementara wajah Cosette langsung memerah melihat perlakuan Sanji padanya.

"Sungguh lelaki yang sopan..." ucap Reiju.

"Ya ampun, semuanya jadi berserakkan di lantai.." Sanji mencolek saus yang telah jatuh ke lantai. "Biar kau tahu saja, sajian ini disebut Aligot. Dibuat secara hati-hati dengan memadukan kentang dan keju. Kentang memperkuat sistem kekebalan tubuh, mempertahankan tekanan darah tetap stabil, dan memiliki begitu banyak kandungan nutrisi.."

"Tuan Sanji, mohon izinkan saya untuk membersihkannya!!"

"Tak seorang pun dari kalian pernah mau repot-repot untuk memperhatikan bahan-bahannya, jadi kalian pasti tak tahu sama sekali seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk menyiapkan daging ini..." Sanji mengambil salah satu daging yang sudah jatuh kemudian memakannya.

"Tapi aku bisa tahu kalau daging ini pasti sudah disiapkan bahkan sejak sebelum matahari terbit..." ucap Sanji.

"Ah!! Jangan, Tuan Sanji!! Bangsawan tak seharusnya makan makanan dari lantai!!" Cosette si kepala cheff berusaha untuk menghentikannya, sementara Niji makin mau muntah.

"Ini hal paling menjijikkan yang pernah kulihat!! Aku mau muntah!!"
 
Sanji melirik Cosette lalu memuji masakannya. "Bumbu yang kau pilih untuk ini benar-benar sempurna..."

Cosette jadi benar-benar terharu, dan Niji benar-benar murka. Dalam sekejap ia sudah berdiri di hadapan Sanji dan bersiap untuk menendang kepalanya, "Kau sudah terlalu lama berbaur dengan manusia rendahan!! Kalau kau tetap menyebut dirimu sebagai saudaraku, aku tak bisa diam begitu saja!!"

Namun Judge berteriak, "Hentikan, Niji!!"

Dan seketika itu juga tendangan Niji berhenti, tepat beberapa centi di depan wajah Sanji.

"Ini bukan waktu dan tempat yang tepat untuk itu!! Tidak sebelum pernikahannya!!" ucap Judge, sementara hempasan dari tendangan Neji sudah lebih dari cukup untuk melempar tubuh Cosette ke belakang.

"Kau membawa aib bagi keluarga kita!!" ucap Niji pada Sanji.

"Punya hubungan dengan kalian adalah aib bagiku..." ucap Sanji. Sanji masih terlihat marah, "Bocah sialan yang tak bisa menghargai makanan, orang yang berani melawan wanita, bangsawan yang memperlakukan hidup bawahan mereka tak lebih dari pion, semua yang kalian lakukan, semua yang kalian akini... Sangat berlawanan dengan semua yang kuyakini!!"

Semuanya memandang Sanji dengan tatapan kesal, kecuali Reiju yang tetap tersenyum.
 
"Pendapatmu itu tak lebih dari ocehan bajak laut kecil." ucap Niji. "Sejak dulu aku tak pernah mengerti bagaimana cara kerja otakmu. Camkan ini baik-baik, bangsawan sudah selayaknya bersikap seperti bangsawan!! Yang membawa aib di sini adalah kau, Sanji!!"

"Apa yang dikatakan Niji itu tak bertantahkan, Sanji." ucap Judge. "Kau harus memikirkannya baik-baik. Apa kau mendapat pengaruh buruk dari orang ini?" Judge lalu mengeluarkan selembar foto. Foto Zeff.

"!!" Sanji kaget.

"Koneksi Big Mom sangat luas... Dan sangat dalam." ucap Judge. "Aku kurang lebih sejak dua tahun yang lalu sudah tahu kalau kau dulu tinggal bersama orang ini. Kami juga sudah mengetahui lokasi tempat tinggalnya, termasuk nama restoran lautnya, Baratie..."

Wajah Sanji berubah pucat.

"Ada apa? Kelhatannya kau sedikit pucat?"

Waktu itu, Baron Tamago sempat menemui Judge dan berkata, "Bajak Laut Sanji mententang pernikahan ini. Jadi kalau situasinya makin buruk, silakan gunakan ini.." sambil memberi Judge gelang peledak itu dan foto Zeff.

"Saat ini juga, kalau kau menentang perintahku, aku bisa saja memastikan orang ini menemui kematian yang tak pernah ia duga sebelumnya. Anggap ini sebagai peringatan pertama dan satu-satunya." ucap Judge.

"Camkan ini baik-baik di kepalamu. Jangan membuat masalah sedikit pun. Aku rasa kau juga pasti paham kalau kami semua yang ada di sini bisa melakukannya. Aku mau semuanya berjalan lancar, dan kau harus menerimanya. Ucapkan selamat tinggal pada teman dan kehidupan lamamu. Selama kau melakukannya, tak akan ada yang disakiti."

Foto Zeff membawa kembali kenangan masa lalu Sanji bersama Pak Tua yang membesarkannya itu.

"Tapi aku berniat... Untuk membunuhmu!! Kenapa kau malah berbuat baik padaku!?" Sanji kecil benar-benar tak mengerti kenapa Zeff justru memberi semua sisa makanannya pada Sanji.

Lalu saat mereka akhirnya memiliki kapal restoran laut...
"Ini hebat sekali, Pak Tua sialan!! Jadi seperti ini ya restoran laut itu!!"

"Mulai saat ini, pekerjaan kita akan terus bertambah berat!!"
"Tak perlu khawatir, ada aku yang akan ikut membantu!!" Sanji kecil begitu bahagia.

Berkali-kali, Zeff membentak Sanji. Misalnya saat ia terkecoh ketika melihat wanita cantik, "Oi kau terong kecil mesum!!"

Lalu saat masakannya kurang cepat, "Aku bisa masak lebih cepat dari itu bahkan saat aku sedang tidur, terong kecil!!"

"Terus saja mengoceh sesukamu, Pak Tua sialan!!"
 
"Kenapa kau, terong kecil, selalu terkecoh saat melihat sepasang payudara!?"
"Dasar terong kecil ingusan!!"

Tapi pada akhirnya, saat mereka berpisah, Pak Zeff akhirnya menyebut Sanji dengan namanya dan berkata sambil tersenyum, "Oi, Sanji... Jangan sampai masuk angin..."

"Pak Zeff!!" Sanji langsung menangis dan bersujud saat itu.
"Sampai matipun, aku tak akan pernah melupakan semua yang sudah kau lakukan pada terong kecil sialan ini!!!"
 
Kembali ke saat ini, semua saudaranya telah pergi, tinggal Judge dan Sanji di ruangan itu, ditemani beberapa pasukan.

"Ayo jadikan besok sebagai hari besar yang tak akan pernah terlupakan. Nanti siang, kita akan makan siang bersama Big Mom dan Pudding, jadi kau wajid hadir saat itu..."
 
Sanji pun pergi, dan alangkah kagetnya ia saat mendapati tubuh Cosette terbaring penuh darah dengan wajah bengkak-bengkak di lorong. "Seseorang, aku butuh pertolongan!! Panggil dokter!!" teriak Sanji.

"Hei, bertahanlah!!" Sanji panik. "Si sialan itu... Tidak salah lagi ini pasti ulahnya!!" di otaknya langsung terlintas nama Niji. "Memangnya sebesar apa dosa yang gadis itu perbuat padanya!? Lelaki macam apa yang menghajar wanita sampai separah ini!?"
 
"Dia bahkan tak bisa disebut sebagai sampah!! Dia adalah kotoran yang terkubur di bawahnya!!"

"Semua ini gara-gara kau sendiri, Sanji..." ucap Yonji, yang muncul di sebelahnya.

"Yonji!!?"

"Itulah yang terjadi kalau kau dekat-dekat dengan manusia rendah..." ucap Yonji. "Tidakkah kau gatal ingin segera menemui Niji? Semua tanda-tanda mengarah pada dia sebagai pelakukannya!! Sini ikuti aku, akan kutunjukkan jalan ke sana..."

"Oke!!"
 
Sanji pun pergi mengikuti Yonji menuju suatu ruangan khuus...

"Di mana kita..."
"Kau ingat tempat ini, kan? Dulu waktu kecil kita berjuang sekuat tenaga supaya bisa ke sini..." ucap Yonji.

Saat Yonji membuka pintu, alangkah terkejutnya Sanji dengan apa yang ada di dalamnya. Terdapat banyak tabung yang di dalamnya berisi manusia manusia bertubuh kekar. Bagai pabrik pembuat pasukan.
 
"54 Tipe MB, 30 Tipe MST... Kita butuh 21 lagi Tipe MH.." ucap salah seorang ilmuan yang bertugas di ruangan itu.

Sanji masih ternganga,
"Apa-apaan ini!?"

Bersambung ke Chapter 840                         

Untuk melihat versi komiknya, download disini