Versi Teks One Punch - Man Chapter 61 (Kuda Hitam)

Super Fight ke-22 diawali oleh pertandingan antara Max melawan satu-satunya peserta perempuan, Lin Lin. Pertandingan sudah dimulai. Keduanya sama-sama menyiapkan kuda-kuda lalu Lin Lin melompat terlebih dahulu. Hendak menyerang.

"Kontestan Lin Lin melesatkan serangan!!"

Pertarungan di arena Super Fight baru dimulai, sementara pertarungan antara monster melawan Hero yang terjadi di berbagai kota telah dimulai dari tadi.

Di salah satu kota, monster wanita berpakaian hitam seksi dengan aksesoris duri-duri, Slingshot S menyerang beberapa Hero yang berusaha untuk melawannya dengan sabetan cambuknya. Dengan serangannya, tiga Hero terlempar sekaligus.

Manusia Peledak, satu-satunya Hero yang tersisa di tempat itu mulai ketakutan. "Sial... Dia memiliki kekuatan yang cukup untuk melempar beberapa orang hanya dengan camuknya. Kami Kita sudah meremehkannya karena dia hanya monster berwujud manusia, tapi ternyata kekuatannya benar-benar monster..."

"Heart, Hard, Hit!!" ucap monster seksi itu. "Kalian masih terlalu dini untuk bisa menghadapi Slingshot S yang menawan ini!!"

Slingshot S, Monster Level Iblis.

"H-Hei bertahanlah, Darkness Blade!!" Manusia Peledak berusaha untuk membangunkan Darkness Blade, salah satu Hero yang sudah dikalahkan oleh Slingshot S. Namun kondisi pria itu cukup parah, dan aneh...

"Uukh.."

Keringat menetes deras dari tiga Hero yang dicambuk tadi, wajah mereka pucat dan sorot matanya terlihat hampa.

"Dengar baik-baik, kelompok Hero kecil tak berguna! Semua orang yang terkena cambukku akan terkena pengaruh khusus dan akan menjadi budak cintaku hingga mati!!" ucap Slingshot S. "Sekarang... Bangkitlah!! Layani aku, budak-budak cintaku!!"

Bagai zombie, tiga Hero di hadapan Manusia Peledak bangkit lagi dengan tubuh gemetar..

"Jika kalian menginginkan kasih dan cinta dariku, maka serahkanlah hidup kalian yang tak berguna itu padaku!! Bertarunglah sampai mati!!"

Mata Darkness Blade mendadak terbuka lebar, marnanya putih dengan urat-urat di pinggirnya bagai zombie. Darkness Blade bangun dan langsung memukul Manusia Peledak. Manusia Peledak terhempas ke belakang. Dan tak cuma Darkness, dua Hero lainnya juga bersiap untuk menyerangnya.

"H-Hei, teman-teman!! Sekarang bukan waktunya untuk saling bertarung melawan satu sama lain!! Buka mata kalian!!" ucap Manusia Peledak tapi mereka tetap tak mendengarnya. Sampai kemudian saat Darkness Blade hendak menyerang lagi... Seseorang menendangnya.

Tak hanya seseorang. Ada sekelompok Hero berseragam hitam yang datang membantu.
"Seragam hitam... Kalin!?"


"Oh ya ampun... Ada apa ini? Makin banyak lagi kandidat bermunculan untuk menjadi budak cintaku? Uhuhu..." Slingsoh S malah memasang senyuman nakal, kemudian kembali menyerang dengan sabetan cambuknya, "Rasanya begitu menggairahkan!!"

Tapi kali ini tidak. Cambuk Slingshot Stiba-tiba saja terhenti. Seseorang menghentikannya dengan kekuatan psikis. Ya. Orang-orang berseragam hitam itu adalah kelompok Fubuki. Dan tak hanya anggotanya, Fubuki sendiri juga datang untuk menghadapi monster itu.

"Cambuk saja tak akan bisa mengalahkan kekuatan psikisku, kalau kau memang Monster Level Iblis kurasa aku sudah menemukan level iblis yang lemah.." ucap Fubuki. "Ngomong-ngomong kalau aku mengalahkanmu, apa efek pencuci otaknya akan hilang ya? Kalau begitu, aku bisa membuat para Hero itu merasa berhutang padaku... Ini seperti menembak dua burung dengan satu batu.."

Batu-batu beterbangan di sekitar tubuh Fubuki.

"Kelompok Blizzard!" ucap Manusia Peledak.

"Dan kau tak akan bisa kabur dariku.." ucap Fubuki.
"Oooh... Kalau kau terus merangsang hati sadisku seperti itu, bisa jadi aku terlalu bergairah sampai-sampai membunuhmu langsung di tempat.." ucap Slingshot S.

Di arena Super Fight, secara mengejutkan pertandingan pertama telah berakhir. Lin Lin, satu-satunya peserta perempuan telah tergeletak tak sadarkan diri sementara Max yang menjadi lawannya berdiri sambil mengangkat tangan kanan tinggi-tinggi.

"Kontestan Max membuat K.O kontestan Lin Lin dengan sangat mudah!!" ucap pembawa acara.

"Ada rumor yang menyebutkan kalau meskipun dia seorang pro Hero, kemampuan bertarungnya banyak yang meragukan. Hasilnya ia ada di osisi khusus, tapi kini... Dia berhasil memperoleh kemenangan tanpa luka sedikit pun!! Tapi... Memukul seorang wanita itu sedikit membosankan..."

"Tanpa luka sedikit pun, hah?" gumam Max pelan, "Mungkin dari luar iya.."

Zakkos, pria berambut panjang dengan kacamata yang sempat menemui Saitama waktu itu menyaksikan pertandingan Max. "Jadi dia bisa bertarung meski tanpa sepatu peledaknya ya... Hmm, kurasa ini wajar untuk seorang Hero Professional. Tapi tetap saja, aku bisa mengalahkan petarung kelas ringan seperti Lin Lin dengan lebih cepat.."

Saitama bertanya pada Si Muka Asam, "Hei, posisi khusus itu maksudnya apa?"

"Kontestan yang baru pertama kali ikut dan dianggap memiliki kemampuan bertarung rendah akan ditempatkan pada posisi yang kurang menguntungkan."

"Hmm, jadi pada dasarnya... Dibanding kontestan lain dia itu dianggap lebih lemah ya.."

"Ahli bela diri yang menjadi Hero memang biasa dicap begitu," ucap si Muka Asam. "Dianggap sebagai pecundang yang lari dan memilih sisi bisnis yang mudah.."

"Lalu bagaimana dengan Bang?"

"Master Bang itu spesial. Dengan terus-menerus menunjukkan kemampuannya yang hebat pada publik, hal itu malah menguntungkan dunia bela diri... Ngomong-ngomong, kau juga berada di posisi yang tidak menguntungkan, Charanko. Tapi tak heran sih, kau kan kontestan yang paling lemah.."

"Eh?"


Si Muka Asam memperlihatkan urutan pertandingannya, dan memang Charanko berada di posisi yang kurang menguntungkan. Normalnya, tiap peserta akan melewati 4 pertandingan. Tapi khusus 4 orang yang dianggap lemah itu, mereka akan melewati 5 pertandingan, dan pada pertandingan kedua akan berhadapan dengan dua peserta yang paling diunggulkan.

"Ternyata benar.." ucap Saitama. "Yang paling pinggir bukan dipasangkan supaya bisa melawan musuh yang kuat, tapi karena dianggap lemah ya..."

"Setelah aku mengalahkanmu, aku akan berhadapan dengan Bakuzan, salah satu favorit juara.." ucap Zakkos.

"Tapi umm... Kalau begitu artinya kau lemah juga ya.." ucap Saitama. Agak kecewa karena harus berhadapan dengan orang lemah pada pertandingan pertama.

Dan akhirnya tibalah waktunya. Pertandingan berikutnya, Saitama vs Zakkos. Kedua kontestan kini sudah berada di atas arena.

"Akan kuhabisi kau sampai benar-benar habis!!" ucap Zakkos.

Di Kota W, Marhsall Gorilla masih terduduk diam, di tengah-tengah warga yang mengerumuninya dalam jarak beberapa meter.

"Damai sekali ya..." ucap monster gorila tentara itu. "Aku bisa saja mengamuk kalau mau, tapi saat ini yang kuincar cuma Hero.." ucapnya.

Marshall mengambil salah satu pisang di seragamnya, kemudian mengupasnya. Ternyata isinya bukan pisang, melainkan semacam rokok.

"Siapa sangka menghabisi Hero Kelas A akan jadi semudah ini?"

Marshall duduk di atas tubuh seseorang. Monster Gorilla itu duduk di atas tubuh Heavy Kong, Hero Kelas A yang telah berlumuran darah kalah olehnya.

"Jadi kalian mau bilang kalau Kelas B dan Kelas C bahkan lebih lemah dari ini? Hmmm... Dibanding kami para monster, perbedaan kekuatannya jauh sekali. Aku jadi merasa kasihan pada kalian.." ucap Marshall.

"Heavy Kong..."
"Kenapa ambulansnya lama sekali!?"

Para warga panik, tapi mereka hanya bisa diam menonton.
"Pastikan kalau kalian menyebarkan berita ini.." ucap Marshall lagi. "Bilang pada semua teman-teman kalian bahwa yang mengalahkan Heavy Kong si Hero Kelas S adalah Marshall Gorilla yang agung dan menakutkan ini.."

Di sisi lain, Manusia Lele Listrik memukul keras tubuh Lightning Genji. Hero itu pun terlempar. Namun dengan roda-roda di sepatu dan tiap siku tubuhnya, Lighting Max mampu berotasi dan mendarat dengan mulus.

"Cih, kalau begini terus aku tak mungkin bisa menang.." pikir Genji. "Aku harus bergabung dengan Hero lainnya.."

Maiko Plasma si wanita petir menyadari niat Genji untuk kabur. "Ya ampun... Apa Hero pemberani kita hendak kabur??" wanita itu memukul gendang di belakangnya menggunakan tongkat lalu kilat menyambar dari sana.

Serangan itu mengenai sepatu roda Lightning Genji.
"Sial... Motornya rusak!!"

Lightning Genji tak bisa kabur. Lalu saat melihat kembali ke balakang, hanya tampak Maiko Plasma. "Kemana monster yang satunya!?"

Getaran hebat tiba-tiba ia rasakan. Manusia Lele Listrik muncul dan menghantamnya dari bawah tanah.

Lightning Genji terlempar cukup jauh hingga menabrak mesin minuman otomatis. "Uukhh..!!"

"Aku berharap musuhku lebih kuat darinya, tapi... Ternyata Monster Level Macan bisa mengalahkan Hero Kelas A, ya? Sepertinya kita tak perlu lagi mengendap-endap tiap mau kemana-mana seperti yang terus kita lakukan sampai saat ini.."

"Hohoho.." Maiko Plasma tersenyum.

Di Markas Pusat, kondisinya makin parah. "Kami mendapat informasi bahwa Heavy Kong di Kota W telah dikalahkan!! Terlebih, kita kehilangan kontak dengan Metal Bat dan Metal Knight yang terjebak dalam pertarungan melawan Kelabang Sepuh!!"

"Bagaimana dengan Kota D!? Apa masih beluma ada yang pergi ke sana!? Sudah cukup lama semenjak kita menerima sinyal permintaan bantuan dari Lightning Genji!!"

"Kita sudah kehabisan orang!! Kami bahkan sudah mencoba untuk meminta bantuan polisi... Tapi mereka sibuk mengarahkan proses evakuasi warga sipil!!"

Dan sinyal-sinyal bencana terus masuk.
"Apa lagi kali ini!?"

Di suatu kota, Gorita Bermata Banyak meremukkan sebuah gedung tinggi dengan tentakel-tentakelnya.

Yang parah, di bangunan dan kota itu masih ada banyak manusia.
"Kyaaa!!!"
"Uwaaa!!!"

Tiga Hero baru muncul, manusia tengkorak, manusia kupu-kupu, dan Gatling Man.
"Berpencar!! Serang titik butanya!!"
"Baik!!"

Gatling Man menembak dengan gatling gun di tangan kirinya namun peluru-peluru yang mengalir deras dari senjatanya itu masih belum bisa melukai tentakel monster. Monster itu bahkan menyerang balik, menghantamnya dengan tentakelnya hingga terlempar.

Tentakel monster juga menyerang manusia kupu-kupu, memotong sayapnya.
"Gaaah!!"

Monster begitu besar dan kuat, dan lebih buruk lagi, ukurannya makin lama makin membesar.

"Kami bisa mengkonfirmasi kalau monster besar yang muncul di Kota I memiliki kemampuan untuk memperbesar dan memperkuat dirinya dengan memakan gedung-gedung yang ada di sekelilingnya!! Kalau kondisinya begini terus, kami pasti kalah dan dibunuh!!"

"Beberapa Hero sudah mencoba untuk melawannya.. Tapi dia tak punya titik buta!! Kami tak bisa mendekat!!"

Memang tak ada titik buta, karena monster itu adalah Gurita Seratus Mata. Monster Level Iblis.

Monster Level Iblis lainnya mengamuk di Kota Y, monster yang sosoknya menyerupai Medusa, Ganriki. Beberapa Hero yang berusaha melawannya tak mampu bergerak dan berjatuhan. Hanya ada beberapa yang masih beruntung belum terkena efek.

"Kelihatannya Monster yang menampakkan diri di Kota Y memiliki kemampuan semacam neurotoksin!! Hero yang mencoba menghadapinya lumpuh dan berjatuhan!! Kami sudah memberi perintah mundur sementara pada Hero yang berada di sekitar Kota Y!! Saat ini kami mencari Hero tipe cyborg yang kebal racun untuk membantu Kota Y!!"

"AKibat kekuatan Hero kita yang terbagi-bagi, satu per satu Hero telah mengalami kekalahan!! Jumlah monster yang muncul terlalu banyak!! Bukan cuma jumlahnya... Kekuatan mereka juga sangat tinggi!!"

Markas Pusat Assosiasi Hero makin panik.

"Kalau begini... Bisa-bisa kita hancur... Benar-benar hancur..."

Di Kota V, Monster Level Iblis lainnya yaitu Vampir telah menghabisi begitu banyak penduduk. Tulang belulang manusia menumpuk di sekeliling tubuhnya.

"Manusia dan kami... Kelihatannya pengukuran kekuatanku salah. Kekuatan kami lebih kuat dari perkiraanku, dan... Manusia secara mengecewakan malah terlalu lemah.." ucapnya.

Di arena Super Fight, pertandingan telah dimulai. Tamparan pelan Saitama langsung membuat lawannya, Zakkos tak sadarkan diri.

"K-Kontestan Charanko terlalu kuat!!!!" teriak komentator. "Kontestan Zakkos tak bisa berdiri lagi!! Mungkinkah otaknya berguncang setelah menerima tamparan biasa dari kontestan Charanko!? Baru lewat empat detik setelah pertandingan dimulai!! Tapi dibanding menyebut kontestan Charanko terlalu kuat... Mungkin lebih akurat kalau disebut Kontestan Zakkos yang terlalu lemah!! Lemah sekali!! Pertarungan berakhir dengan satu serangan!!"

"Kontestan Zakkos bahkan sudah mengundang kekasihnya ke stadion hari ini!! Dia sudah berencana untuk melamarnya!! Tapi sepertinya takdir berkehendak lain!!"

"Duh... Aku jadi merasa seperti orang jahat.." ucap Saitama.

"Eh? Apa ini?" komentator tiba-tiba menerima selembar kertas berisi informasi. "Aku baru saja menerima sebuah informasi... Mari kita lihat... Oh!! Ternyata kekasih Zakkos batal datang!! Zakkos selamat!! Dia kalah tanpa lebih mempermalukan dirinya lagi!!"

"Ah, akhirnya berakhir dengan baik..." ucap Saitama.
"Baik apanya sial..." pikir Zakkos, masih terbaring dan tak mampu bangun.

Dari kursi penonton, Genos tampak khawatir. "Akhirnya masih tetap seperti ini. Kalau tidak ada sesuatu yang drastis terjadi, turnamen ini tak akan memberi Saitama-sensei pengalaman bela diri sama sekali.."

Juara 4 kali berturut-turut, Suiryu malah memiliki pandangan yang lain. Zakkos tidak lemah sama sekali. Ia mengawasi baik-baik pertandingan mereka tadi, dan ia juga melihat bagaimana Zakkos memulai inisiatif serangan.

"Pergerakan Zakkos tidak buruk sama sekali.." pikir Suiryu. "Apa ini berarti... Musuhku untuk di babak final sudah ditentukan?"

Bersambung ke Chapter 62

Posting Komentar